My Blog

My WordPress Blog

Gerebeg sudiro peserta
Soloraya

Tradisi Imlek di Kota Solo, Berpadu dengan Budaya Jawa

SOLO-Imlek sebagai salah satu tradisi di Kota Solo agaknya menjadi salah satu perayaan yang berbeda dibanding kota-kota lain di Indonesia. Meski semuanya pasti menjadikan kue keranjang sebagai hidangan yang seragam namun ada yang berbeda dengan tradisi Imlek di Kota Solo.

Dilansir dari Surakarta.go.id, menyimpan sejarah yang kental akan percampuran budaya, Imlek di Kota Solo menjadi bukti bahwa dua budaya dapat melebur menjadi sebuah tradisi yang apik serta sebagai simbol keberagaman yang kuat.

Di Solo, perayaan Imlek tak hanya khusus sebagai ritual warga Tionghoa saja namun sudah menjadi bagian dari perayaan yang tidak jauh berbeda dengan Tahun Baru Masehi.

Hal ini dikarenakan saat ini, Imlek di Kota Solo sudah berbaur dengan kebudayaan Jawa yang manifestasinya diwujudkan dalam Grebeg Sudiro yang diadakan oleh masyarakat setempat. Adanya grebeg di perayaan Imlek menjadi bukti kuat asimilasi budaya Jawa dan Tionghoa yang berpadu karena ditarik dari sejarahnya, grebeg sendiri umumnya merupakan tradisi khas Jawa yang diperuntukkan untuk memperingati hari-hari khusus seperti Mulud (kelahiran Nabi Muhammad SAW), Syawal (lebaran), Idul Adha, dan Suro (Tahun Baru Jawa).

Selain itu bentuk gunungan yang merupakan simbol sebagai wujud rasa syukur kepada Sang Pencipta biasanya berisi hasil bumi, pada Grebeg Sudiro diganti dengan ribuan kue keranjang yang disusun menjadi gunungan. Yang menarik adalah puncak perayaannya yang sama yaitu berebut gunungan yang merupakan implementasi dari falsafah Jawa “ora babah ora mamah” yang artinya jika tidak berusaha maka tidak dapat makan.

Grebeg Sudiro sendiri merupakan kirab budaya yang akan diarak dengan mengambil rute mengelilingi Kampung Pecinan Solo di Kelurahan Sudiroprajan.  Dengan terus terjaganya tradisi ini membuktikan bahwa masyarakat Solo sangat menerima unsur-unsur budaya dan nilai-nilai pluralitas.

Selain itu, meski Grebeg Sudiro belum bisa diadakan tahun ini mengingat situasi yang masih serba terbatas, namun lewat grebeg ini menjadi bukti bahwa perbedaan tidak menghalangi kedamaian agar terus tercipta dan terjaga, justru melalui perbedaan, keindahan justru lebih banyak tercipta salah satunya seperti tradisi Imlek yang ada di Kota Solo. []