SOLO-Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah (PP PM) menghadirkan Presiden Joko Widodo dalam Apel Akbar Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) yang diikuti 25.000 anggota pada Rabu (20/9) di Stadion Manahan Surakarta.
Dalam acara ini Presiden Joko Widodo didampingi oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Menteri Koordinator Bidang PMK Muhadjir Effendy, Wakil Menteri ATR/BPN Raja Juli Antoni, Pj Gubernur Jawa Tengah Komjen (Purn) Nana Sudjana, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabumingraka dan beberapa tokoh nasional lainnya turut hadir dalam acara ini, yang bertujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan nasional, terutama menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menyampaikan apresi KOKAM dan Pemuda Muhammadiyah yang telah berkontribusi positif di masyarakat. Dalam konteks keindonesiaan, peran-peran sebagaimana yang dilakukan oleh Muhammadiyah termasuk KOKAM di dalamnya memiliki arti penting, sebab diperlukan oleh masyarakat.
“Organisasi sukarelawan, organisasi seperti Pemuda KOKAM Muhammadiyah, sangatlah diperlukan,” tegasnya.
Selain itu Joko Widodo mengingatkan bahwa bangsa ini butuh pemimpin yang mempersatukan, yang melayani Rakyat, yang mampu bekerja, baik makro maupun mikro dan mampu bekerja detail. Presiden juga meminta dukungan keluarga besar Muhammadiyah untuk menjaga pemilu yang damai dan menjaga keberlanjutan pembangunan untuk Indonesia maju yang kita cita-citakan.
Sementara itu, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menambahkan bahwa dalam suasana politik yang semakin hangat kerekatan barisan sebagai suatu bangsa harus dijaga. Sebagaimana barisan 25 ribu KOKAM yang berbaris dalam Apel Akbar yang rapi dan kokoh, sehingga meski suasana politik menghangat, tapi persatuan bangsa tetap kondusif.
“Rapatnya barisan di Apel KOKAM ini haruslah menjadi bagian rapatnya persatuan bangsa. Di mana kita harus saling bekerja sama untuk kejayaan bangsa untuk kejayaan umat dan untuk kesejahteraan kita semua,” ungkap Mu’ti.
“Dalam rangka kita menjga persatuan itu tentu saja kita harus memelihara keberagaman,” imbuhnya.
Guru Besar Bidang Pendidikan Islam menegaskan, sistem demokrasi yang dianut oleh Indonesia merupakan pilihan logis dan tidak bertentangan dengan paham keagamaan. Selain itu, sistem demokrasi juga sudah digunakan oleh Indonesia dan akan digunakan kembali pada Pemilu 2024 mendatang. Dia berharap pemilu mendatang berjalan lancar dan tanpa meninggalkan jejak buruk bagi bangsa dan negara ke depan.
Sedangkan, Panglima Tinggi KOKAM, Dzulfikar Ahmad Tawalla, dengan tegas menggarisbawahi pentingnya acara ini dalam menjaga persatuan di tengah tantangan yang semakin kompleks. Lebih-lebih menjelang tahun politik 2024 yang sarat akan potensi perpecahan sesama anak-anak bangsa.
“Apel Akbar ini adalah momen bersejarah bagi KOKAM dalam mengukuhkan komitmen kami dalam menjaga persatuan bangsa, terutama menjelang Pemilu 2024,”ucap Panglima Tinggi KOKAM, Dzulfikar Ahmad Tawalla yang juga sekaligus Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyiah.
Senada dengan yang disampaikan oleh Abdul Mu’ti, Zulfikar juga menyebut tentang pentingnya merawat keragaman dan kesatuan bangsa. Dalam pandangan kader kelahiran Gowa Sulawesi Selatan ini, tantangan besar di hadapan mata saat menjelang 2024 ini adalah politik identitas, konflik berbasis SARA, dan penyebaran berita palsu (hoaks) telah menjadi ancaman serius terhadap demokrasi dan persatuan bangsa.
“Kami sebagai bagian dari Pemuda Muhammadiyah memiliki tanggung jawab besar untuk melawan politik identitas, konflik berbasis SARA, dan berita palsu yang dapat mengancam integritas Pemilu 2024 mendatang. Sebagai bagian dari pemuda Muhammadiyah, kami bersumpah untuk melawan segala bentuk politik identitas, konflik berbasis SARA, dan berita palsu yang dapat mengancam demokrasi kita,” tuturnya.
Zulfikar menutup, bahwa acara ini menjadi peringatan kepada semua pihak bahwa persatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah nilai-nilai yang harus kita jaga bersama. KOKAM telah memberikan contoh nyata dengan lebih dari 25.000 anggota mereka yang bersatu dalam semangat kebangsaan untuk melawan ancaman-ancaman tersebut. []