My Blog

My WordPress Blog

Sarung tenun produksi
Ekonomi

Musim Haji, Omzet Produksi Sarung Tenun Goyor di Solo Meningkat 50%

SOLO-Meski saat ini banyak alat tenun mesin, namun sarung goyor yang dibuat manual dengan alat tenun bukan mesin sangat mendunia dan bahkan banyak diminati, lantaran kualitasnya yang lebih baik. Di musim haji seperti sekarang ini bahkan permintaan sarung goyor ke negara-negara Arab hingga Afrika meningkat 50 sampai 60 persen.

Salah satu usaha pembuatan sarung tenun goyor yang paling dikenal di kota Solo,  yakni CV. Alsosco yang berada di Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, yang telah beroperasi sejak puluhan tahun hingga menjadi usaha turun temurun keluarga dari generasi ke generasi.

Selain pengerjaanya masih secara tradisional dan manual tanpa bantuan mesin, produk sarung goyor di tempat ini juga terjamin kualitasnya, hingga mampu menembus pasar ekspor baik negara-negara di kawasan Timur Tengah hingga negara-negara di Afrika.

Banyak motif sarung tenun goyor yang diproduksi di rumah produksi Semanggi, Pasar kliwon, ini, hingga mampu memberdayakan warga masyarakat sekitar.

Meski dibuat secara tradisional, kualitas sarung tenun goyor juga disinyalir lebih baik jika dibanding dengan kain tenun pabrikan mesin. Selain lebih kuat, warnanya juga lebih tahan lama alias tidak mudah luntur.

Suheil Faris Sungkar (35) generasi keempat CV. Alsosco Semanggi, ditemui di tempat produksi sarung tenun goyor yang dikelolanya, menjelaskan bahwa produksi sarung tenun goyor dalam satu tahun memiliki dua moment yakni awal bulan Ramadhan sampai mendekati awal haji atau mendekati akhir bulan haji.

“Kalau di musim haji seperti sekarang ini peningkatannya sekitar 50 sampai 60 persen, itupun juga tergantung permintaan pembeli,”ujar Suheil, Rabu (7/6/2023).

Suheil juga menjelaskan, bahwa, satu minggu di tempat produksinya mampu menghasilkan sekitar 8 kodi sarung tenun goyor.

“Kita ekspor ke negara negara Arab ke negara negara Afrika, jumlah quantity ekspornya kalau musim haji maupun mendekati Ramadhan bisa 4 sampai 5 bal (1 bal =200 potong) dalam satu bulan,”katanya.

Menurut Suheil, harga sarung tenun goyor tergolong cukup mahal untuk pasar lokal, pasalnya bahan baku yang digunakan semuanya impor.

“Ya kurang lebih harganya bisa di angka Rp 12 juta sampai Rp 14 juta per kodinya,”ungkap Suheil.

Proses pengerjaan sarung tenun goyor sendiri tergolong juga cukup panjang, mulai dari bahan mentah kemudian dicuci terlebih dahulu selanjutnya diberi pewarnaan dasar hingga menggambar sampai proses pemintalan benang dan proses tenun.

Sarung goyor selama ini memang banyak diminati orang-orang di negara Arab Timur Tengah, Turki hingga Negara Mesir, Afrika, baik untuk kepentingan sholat maupun untuk pakaian sehari-hari. Selain lembut, juga dingin dan nyaman dipakai. []