KLATEN–Banyak sekolah menyelenggarakan kelulusan siswa-siswanya. Beberapa sekolah memilih konsep wisuda lengkap dengan memakai jubah dan toga. Ada juga yang jor-joran hotel maupun gedung pertemuan atau sekolah yang mengharuskan muridnya “duduk manis” dengan banyak acara seremonial.
Berbeda dengan sekolah lain, kali ini Sekolah Alam Aqila memilih menyelenggarakan pelepasan muridnya dengan mengoptimalkan potensi sumber daya yang dimiliki sekolah dengan konsep Outbond, Sabtu (17/6/2023).
Bertempat di lingkungan sekolah, pelepasan murid KB TK dan SD berlangsung menyenangangkan. Murid di level PAUD terlihat mengantre menaiki skyfolding lengkap dengan tali pengaman dan helm keselamatan. Setelah dipanggil namanya dan dibacakan narasi singkat, mereka meluncur tanpa rasa takut.
Selanjutnya dengan didampingi orang tua mereka harus melanjutkan perjalanan ke panggung dengan bakiak. Kanan, kiri, kanan, kiri, kekompakkan mereka diuji agar tidak terjatuh. Pun begitu juga dengan murid kelas 6, mereka satu per satu meniti two line bridge sepanjang 20 meter dengan ketinggian 3 meter di atas air.
Setelah berhasil, mereka akan menerima medali dari Kepala Sekolah. Eitss tidak hanya itu, mereka masih harus mendayung perahu karet untuk sampai di daratan. Bagaimana, seru bukan ?
Outbond yang menantang sekaligus menyenangkan ini dibuat dengan tujuan untuk mengujii kurikulum leadership mereka. Apakah setelah mereka melewati semua kegiatan leaadership mulai dari backpacker, live in, Sekolah Alam Student Scout (SASS), camping, Out Tracking Fun Adventure (OTFA) mereka memiliki karakter pemimpin yang berani mencoba serta tidak mudah putus asa.
Dalam kesempatan ini, Semiyati selaku Direktur Pendidikan Sekolah Alam Aqila juga menceritakan mengenai lulusan Aqila yang unggul dalam akademik.
“Dulu, saya masih ingat ada anak yang saat masuk sekolah selalu nangis, baru diminta mengeluarkan alat tulis juga menangis, namun MasyaAllah setelah lulus dari sini orang tuanya cerita saat di Sekolah Menengah Pertama (SMP) leading selalu menjadi peringkat satu, Inilah bukti jika sekolah di Aqila berhasil menuntaskan masalah perkembangannya,”ungkapnya, Sabtu (17/6/2023).
Tri Wigatiningsih, selaku perwakilan korwil bidang pendidikan Kecamatan Wonosari menyampaikan bahwa kegiatan ini benar-benar implementasi dari kurikulum merdeka, karena kegiatannya berpusat pada anak, pelakunya anak-anak dan yang terpenting mereka senang, ucapnya saat memberikan sambutan.
Tak lupa juga ditampilkan project karya siswa. Kelas 6 berhasil membuat karya literasi yang dikemas dalam bentuk video perjalanan juga cerita pendek (cerpen). Mulai dari perencanaan sampai editing video dilakukan oleh mereka sendiri.
Tak mau kalah, teman teman level PAUD juga unjuk gigi dengan menyanyikan lagu berjudul Ibu. Saat selesai mereka berlari ke arah orangtuanya masing-masing sambil menghadiahkan bunga. Terlihat beberapa orang tua melap air matanya tanda terharu.
Salah seorang murid Kelompok Bermain, Dihan mengaku senang saat mencoba flying fox. “Seru dan asyik pas meluncur,”katanya.
Sebagai kenang-kenangan murid kelas enam menyerahkan bibit tanaman kurma (Phoenix Dactylifera) sebagai nama angkatan untuk memperkaya keanekaragaman hayati di sekolah. Perwakilan orang tua, Imron Rosyidi mengucapkan terima kasih kepada fasilitator yang telah membimbing dan menemani ananda belajar selama di sekolah dasar.
Tak lupa juga mengucapkan permohonan maaf apabila ada hal yang kurang berkenan baik dari walimurid ataupun siswanya sendiri. []