My Blog

Mencerahkan dan Menginspirasi

Warga mencari ikan
Soloraya

Warga Panen Ikan Mabuk Akibat Sungai Bengawan Solo Tercemar Limbah

SOLO-Warga kota Solo dan Kabupaten Sukoharjo yang tinggal di kawasan dekat Sungai Bengawan Solo, sejak seminggu terakhir sudah tiga kali panen ikan lantaran banyak ikan yang keracunan limbah hingga menyembul ke atas alias mabok.

Kondisi aliran Sungai Bengawan Solo dalam seminggu terakhir ini warnanya berbeda dengan biasanya. Di mana aliran sungai terpanjang di pulau Jawa tersebut berubah warna menjadi agak merah kehitam-hitaman.

Bahkan sejak Senin (05/6/2023), kemarin, warga masyarakat sekitar pinggiran Sungai Bengawan Solo, tanpa dikomando berbondong-bondong mencari ikan mabuk di sungai, yang saat ini memang debit airnya sedang rendah.

Meski dengan alat sederhana banyak warga mampu mendapatkan ikan dengan mudah. Mabuknya ikan-ikan itu, diduga dampak air sungai tercemar limbah pabrik maupun limbah UMKM yang berada di wilayah Soloraya.

Menurut SM Budi Utomo, Koordinator Forum Jogo Kali Bengawan Solo, ditemui di bantaran Sungai Bengawan Solo, di wilayah Kelurahan Sewu, Selasa (6/6/2023) menjelaskan, jika mabuknya ikan ikan di Sungai Bengawan Solo, terjadi pertama kali pada hari Minggu (28/5/2023).

“Jam sembilan lebih seperempat itu warna air (Sungai Bengawan Solo) cenderung berwarna coklat tua agak kemerahan dikit dan cenderung gelap. Saya sudah merasa sih, karena saya tinggalnya di sekitaran Bengawan Solo, dan sering melihat fenomena seperti tu bersama masyarakat mulai memantau menunggu ikan di sungai bladu atau semacam ikan ikan mabuk,”ujar Budi.

Menurut Budi, hari Minggu saat awal bladu merupakan bladu yang paling besar dibandingkan dengan sesudahnya.

“Ikannya berenang pelan dan sesekali menyembul ke permukaan air seperti meloncat, jadi mudah ditangkap.Warga Gadingan ada yang dapat satu karung ikan,”tuturnya.

Kemudian pada hari Jumat (2/6/2023), terjadi bladu lagi sebelum sholat jumat, dan warga yang mencari ikan juga sangat banyak

“Yang terakhir bladu pada Senin (5/6/2023), pagi, kemarin, ya warna airnya juga cenderung coklat kemerahan gitu,”ungkapnya.

Budi meyakini bladu yang seperti kemarin dan terulang hingga beberapa kali biasanya karena pencemaran.

“Pasalnya bladu alami menurut ilmu titen (pengalaman) biasanya habis musim kemarau terus diguyur hujan dan suhu air sungai berubah dan airnya mabok,”jelasnya.

Budi menduga jika melihat warna air yang cenderung berubah lebih gelap disinyalir akibat campuran beberapa limbah seperti limbah textile, alkohol dan sampah domestik dari warga masyarakat.

“Peristiwa pencemaran Sungai Bengawan Solo selalu terulang setiap tahunnya, terutama saat memasuki musim kemarau.dan tinggi sungai yang rendah pasti terjadi. Dan belum ada solusi maupun tindakan yang konkrit dari pemerintah,”ungkapnya.

Budi yakin minggu ke depan bladu akan terjadi lagi. Pihaknya berharap ada kepedulian dari masyarakat, dunia usaha dari pemerintah terkait kondisi air Sungai Bengawan Solo yang tercemar. []