My Blog

My WordPress Blog

Mahasiswa UIN demo
Soloraya

Unjuk Rasa Mahasiswa UIN Raden Mas Said Terkait Kasus Pinjol Ricuh

SOLO-Unjuk rasa menolak putusan rektor perihal kasus pinjaman online (Pinjol) yang dilakukan ratusan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas (RM) Said Surakarta, sempat diwarnai aksi saling dorong, saat ratusan mahasiswa merangsek masuk menerobos gedung rektorat, Jumat (11/8/2023).

Unjuk rasa yang semula berjalan damai, tiba tiba riuh saat para mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta, merangsek masuk, menerobos masuk ke dalam gedung rektorat.

Mahasiswa juga sempat terlibat aksi saling dorong dengan petugas keamanan kampus. Karena kalah banyak, petugas keamanan kampus yang berjaga akhirnya kalah dan ratusan mahasiswa menguasai gedung rektorat UIN Surakarta.

Ratusan mahasiswa UIN Surakarta, nekat menerobos masuk gedung rektorat. Lantaran perwakilan pihak rektorat tidak mau menemui mereka.

Didalam gedung rektorat, ratusan mahasiswa yang kesemuanya menggunakan pakaian hitam, terus memanggil pihak rektorat melalui selawat hingga orasi orasi serta sholawat.

“Rektorat bubar, Rektorat bubar, Rektorat bubar,”teriak mahasiswa.

Mahasiswa UIN Raden Mas Said

Dalam aksi ini, para mahasiswa mempertanyakan keputusan mengambil alih Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) oleh universitas dan fakultas dari tangan Dema.

Mahasiswa juga menyebut putusan soal Dema UIN yang didesak untuk melakukan konfirmasi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) rancu.

Pasalnya jika mengacu pada putusan ketiga mengenai pembekuan Dema, terkait memaksa mahasiswa baru mendownload aplikasi pinjol, dan secara otomatis segala wewenang yang dilimpahkan kepada Dema tidak lagi menjadi tanggung jawab mereka.

Dalam aksi ini, ada tiga tuntutan yang mereka ajukan. Pertama, mendesak Dewan Kode Etik UIN Raden Mas Said untuk mencabut keputusan penghentian/pembekuan Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema). Kedua, memaksa Dewan Kode Etik  melakukan transparansi persoalan alur sidang yang bersifat tidak netral. Ketiga, menuntut konsep keadilan yang dilakukan oleh Dewan Kode Etik Mahasiswa jika mahasiswa melakukan pelanggaran sesuai dengan aturan Kode Etik Mahasiswa.

Salah satu koordinator aksi, Fayza Mahardika Bayu Segara, mengatakan pemulihan nama baik dengan menggandeng influencer menurutnya tidak pas. Sebab, belum tentu influencer tersebut mengenal keunggulan UIN RM Said. Ia juga mengaku kecewa aksinya dan ratusan mahasiswa lain tak mendapat respons dari pihak rektorat.

“Hari ini Aliansi Mahasiswa UIN Raden Mas Said menyatakan kecewa karena tidak bisa bertemu Rektorat. Jika mereka mengambil sikap seperti ini, tidak menemui kami, pastinya kami akan kembali lagi dengan masa tambahan dari kawan-kawan mahasiswa yang merasakan hal yang sama,”ujarnya.

Para mahasiswa yang berunjuk rasa mengaku sangat kecewa pasalnya pimpinan rektorat, Wakil Rektor 1, Wakil Rektor 2, dan Wakil Rektor 3 tidak ada di kantor. Para mahasiswa juga mengancam akan kembali menggelar aksi dengan masa yang lebih besar. []