SOLO–Penjabat Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Jawa Tengah Shinta Nana Sudjana menerima Ketua Bidang IV TP PKK pusat Syafriati Syafrizal, dalam observasi pilot project Gerakan Keluarga Sehat Tanggap dan Tangguh (Gagah) Bencana, di Kelurahan Mojosongo, Rabu (4/10/2023).
Fokus yang diambil di wilayah tersebut adalah penanganan stunting dengan berbagai inovasi, seperti Baby Cafe dan kepedulian sosial perusahaan.
Shinta mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama kabupaten/ kota, terus berupaya menekan stunting. Sehingga diharapkan pada 2024 mendatang, angka stunting bisa diminimalkan hingga mencapai target 14 persen.
Di Mojosongo, imbuhnya, pada 2022, terdapat 137 kasus yang ditangani. Berkaca pada kondisi itu, dipilihlah wilayah tersebut fokus pada penuntasan stunting.
Menurut Shinta, berbagai faktor menjadi pencetus kondisi stunting pada anak balita. Di antaranya pola asuh yang salah, pemberian makanan yang kurang tepat, tingginya kasus pernikahan usia muda, hingga pengetahuan yang kurang.
“Untuk itu berbagai intervensi dilakukan dalam penanganan stunting, baik intervensi spesifik dan intervensi sensitif,” ujarnya.
Dijelaskan, Kota Surakarta memiliki berbagai inovasi dalam menurunkan angka stunting. Di antaranya aplikasi Satukan Solo yang merupakan data pendampingan keluarga yang dilakukan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK). Ada pula Pandu Ceting (Penanganan Terpadu Pencegahan Stunting), Sigrak Cetingan (Aksi Cegah Stunting melalui Posyandu), dan Dashat Modulasi atau Dapur Sehat Atasi Stunting : Mojosongo berpadu layani gizi, serta Baby Cafe.
Ketua Bidang IV TP PKK Pusat Syafriati Syafrizal mengatakan, kunjungannya kali ini adalah tahap observasi lanjut. Hal itu dimaksudkan, untuk mengevaluasi secara rill kondisi penuntasan stunting di wilayah tersebut.
Perlu diketahui, di Jateng terdapat empat wilayah yang nantinya berpeluang menjadi pilot project Gerakan Keluarga Sehat Tanggap dan Tangguh Bencana. Mereka adalah Kota Semarang, Kendal, Kota Surakarta, dan Klaten.
“Sebelum ini kami mengunjungi Kendal, dan Kota Semarang untuk kegiatan serupa. Saat ini di Mojosongo kita melakukan observasi di lapangan terkait pilot project penuntasan stunting,” tegas Nana, sapaan akrab Syafriati.
Kader PKK Kelurahan Mojosongo Sri Wahyuni mengatakan, selama ini telah berikhtiar untuk menuntaskan stunting. Pada 2023, pihaknya bahkan mendapatkan CSR dari tujuh perusahaan di sekitar wilayah tersebut.
Nantinya, bantuan tersebut akan difokuskan untuk mengoptimalkan bantuan bagi anak stunting. Satu di antaranya dengan model Baby Cafe, yang menyajikan menu sehat untuk balita dengan harga terjangkau, bahkan gratis untuk warga tak mampu.
“Kami ada program yang sudah berjalan itu memberi makanan kepada balita, dengan menu bergizi empat bintang. Makanan diolah oleh kader, kita libatkan Tim PKK RW dan tim penanganan stunting,” sebutnya.
Selain program tersebut, pihaknya juga telah bekerja sama dengan pihak Universitas Slamet Riyadi (Unisri) untuk membantu perekonomian warga.
“Lewat bantuan mesin cuci, kepada keluarga tidak mampu. Sehingga, dengan peningkatan pemasukan mereka bisa mencegah kurang gizi bagi anak-anak mereka,” pungkas Wahyuni. []