SRAGEN–Acara Sragen Costume Festival yang digelar oleh Sragen Creative Festival (SCF) ke-8 tahun 2023 menyedot perhatian masyarakat Sragen. Membludaknya penonton khususnya para remaja yang ingin melihat secara dekat dan bahkan ikut bagian dalam kostum festival dengan mengenakan aksesoris dalam tokoh-tokoh anime, hantu jepang hingga film fantasi.
Di hari terakhir kegiatan kolaborasi Sragen Expo, Sragen Creative Festival dan Parade Musik Pelajar yang di gelar di Gor Diponegoro Sragen Kamis (1/6/2023) sukses dipadati pengunjung dari pagi hingga malam hari.
Apalagi Bupati Sragen dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati usai upacara Hari Lahir Pancasila langsung mengunjngi seluruh booth mulai dari batik, berfoto dengan salah satu cosplay hingga berbelanja kuliner.
Acara dimulai pagi hari diantaranya adalah lomba mewarnai anime, biola perform, workshop sanggar corat coret, workshop PB Project, malam harinya ada coswalk competition, ASN Band, Barongsai dan Fashion PMS dan PB Project.
Penggiat seni sekaligus Koordinator SCF ke-8 Ninok mengatakan banyak sekali potensi anak-anak muda Sragen yang perlu digali dan dimunculkan ke depan publik. Selama ini ia dan tim mengakomodir potensi-potensi positif tersebut sehingga masyarakat luas tahu dan mengenal lebih dalam yang Ia tuangkan dalam Sragen Creative Festival.
Menurutnya tema tahun ini mengangkat tema kostum yang digelar untuk pertama kalinya di Kabupaten Sragen, mengingat beberapa produk fashion kostum Sragen masih sangat jarang.
“Sub sektor kostum sangat menunjang seni pertunjukan. Di Kabupaten Sragen sektor ini kostum memang belum tersentuh sama sekali. Kita mencari produk-produk dari Sragen yang bergerak dibidang fashion, yang notabene sangat minim jumlahnya.”terang Ninok.
Untuk itu pihaknya sengaja mengundang tamu dari Malang Jawa Timur yaitu PB Project yang usahanya adalah memproduksi kostum kemudian dijual atau disewakan untuk keperluan seni pertunukan.
“Kita undang juga PB Project dari Malang untuk workshop disini yang digelar Kamis siang ini agar menularkan ilmunya kepada anak-anak muda Sragen supaya lebih kreatif membuat kostum-kostum terutama kostum festival.”jelasnya.
Saat ini, kostum yang berkembang di dunia anak-anak muda adalah fashion cosplay. Di Sragen belum pernah ada event cosplay. Disini SCF menyediakan waktu satu jam untuk coswalk yaitu perform dengan kostum-kostum cosplay.
Sebagai informasi cosplay berasal dari gabungan kata costume (kostum) dan play (bermain). Cosplay berarti hobi mengenakan pakaian beserta aksesori dan rias wajah seperti yang dikenakan tokok-tokoh dalam anime, manga, dongeng, permainan game, musisi idola dan film katun ataupun random (bebas) tidak meniru anime atau tokoh apapun.
“Animonya sangat luar biasa. Saat ini ada tiga komunitas yang besar yaitu Wiseco (komunitas cosplay Sragen), Third Arc (comic street, game, pernak-pernik aksesoris anime dengan design sendiri). Kemudian sanggar corat-coret ini juga sudah diundang ke Wonogiri, Sukoharjo, Boyolali untuk workshop cosplay terutama kostm-kostum tarian. Jadi walaupun mereka berkembang di luar Sragen namun mereka ini anak-anak asli Sragen. Untuk itu mereka saya ajak, ayo kita bangun Sragen.”ungkapnya.
Ia berharap setelah event ini, nantinya akan ada bibit-bibit baru di bidang fashion kostum Sragen tentunya jauh lebih berkembang.[]