SOLO-Peternak Ayam Petelur ikut berkontribusi dalam program menurunkan angka stunting yang telah dijalankan Pemerintah sejak Juni hingga Agustus. Dengan menggelontorkan 7 juta ekor ayam bantuan ke masyarakat.
Ketua umum Pinsar Indonesia, Singgih Januratmoko mengatakan, masalah stunting menjadi isu nasional yang perlu dicermati. Dari data yang diperoleh, masih ada sebanyak 22 juta anak di Indonesia yang berpotensi dan terkena stunting.
“Jadi, kami selaku pengusaha ternak dan telur merasa prihatin dengan kondisi tersebut. Sehingga kami berupaya untuk mengurangi angka anak-anak di Indonesia yang berpotensi atau terkena stunting ini,” ungkap Singgih, usai pembagian telur dan ayam sebanyak 1000 paket di acara Car Free Day (CFD) jalan Slamet Riyadi Solo pada Minggu (01/10/2023), pagi.
Selain itu, lanjut Singgih, pihaknya ingin mendongkrak angka konsumsi masyarakat khususnya daging ayam dan telur. Menurutnya, konsumsi masyarakat Indonesia masih cukup rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
“Konsumsi kita jika dihitung berdasarkan data konsumsi telur, masih sekitar 300an butir per tahun, per individu. Padahal, di luar negeri bisa mencapai 500-600 ekor per orang per tahun. Sedangkan, untuk ayam di Malaysia itu bisa 24 kilogram per kapita per tahun. Sedangkan di Indonesia baru 12 kilogram per kapita per tahun. Artinya, konsumsi masyarakat kita itu kurang dari 1 kilogram per bulan,” ungkapnya.
Meski sangat peduli dengan program stunting dari Pemerintah, Peternak UMKM saat ini juga tengah mengeluh dalam menyongsong program stunting tahap kedua, yang menurut rencana akan dilakukan pada Bulan Oktober-Desember 2023. Pasalnya untuk program stunting pertama, banyak peternak UMKM yang belum terbayar.
Ketua Umum Pinsar Indonesia, Singgih Januratmoko, berharap, Pemerintah segera membayarkan kepada peternak UMKM sehingga program selanjutnya, peternak bisa terus mensuplai program pemerintah.
“Untuk program stunting kemarin, Ya kita berharap kolaborasi berlanjut, nanti Pemerintah segera yang belum terbayar segera dibayar. Agar peternak seluruh Indonesia bisa mensuplai pemerintah,”ungkap Singgih.
Sementara itu menurut ketua Pinsar kota Solo, Agus Eko Sulistyo, saat ini untuk kebutuhan telur di kota Solo terkait dengan stunting penyerapannya masih tergantung daya beli.
“Kalau penyerapan telurnya masih over ya, kurang, untuk penyerapan telurnya lebih, telur untuk Solo lebih. Tapi masih tergantung daya beli ya,”ungkapnya.
Pinsar juga berupaya agar bantuan stunting tepat sasaran.“Ya bersama Kepala Dinas Ketahanan Pangan kota Solo, data stunting yang mana, kita akan focus agar tepat sasaran,”ujarnya. []