KLATEN-Salah satu metode yang diyakini dapat mencetak jiwa leadership adalah dengan scout atau gerakan kepanduan. Pun di sekolah alam juga mempunyai gerakan kepanduan yang diberi nama Sekolah Alam Student Scout (SASS). SASS rutin dilaksanakan setiap hari Jum’at.
Dalam metode belajar ini ada tiga aspek yang diajarkan, yaitu lifeskill, outbond dan Islamika. Nah kali ini sesi outbond diisi dengan stimulasi motorik kasar dan indera peraba (tactile) lewat permainan tarik tambang. Tidak tanggung-tanggung, arena yang dipakai adalah lahan sawah siap tanam. Bisa dibayangkan bukan? Lahan sawah siap tanam adalah lahan berisi lumpur.
Hari itu kelas 1 hingga kelas 6 SD Alam Aqila mengikuti SASS yang diselenggarkan di Kebun Aqila Farm, Jumat (29/9/2023).
Kegiatan diawali dengan pemanasan bersama yang bertujuan untuk meregangkan badan agar tidak terjadi kram atau keseleo. Siswa bersemangat dalam menirukan gerakan peregangan dan pemanasan sambil menghitung.
Selanjutnya, setiap kelas dibagi di pada masing-masing pos yang selanjutnya akan dirolling. Mereka awalnya berjalan dari SD Alam Aqila melewati pematang sawah sambil belajar mengenai botanical dan zoologi. Di sekitar sawah kita bisa menemui krokot, sejenis rumput yang bisa dimakan. Sesampainya di Aqila Farm, ada juga tanaman daun mint, buah bestru, selada, sawi juga bayam merah.
Setelah melepas alas kaki, teman-teman dipersilahkan untuk berbaris sesuai anggota kelompoknya. Saat memasuki ler-leran mereka tidak merasa jijik ataupun geli namun raut wajahnya terlihat gembira. Tak lupa, fasilitator memberikan arahan mengenai permainan tarik tambang.
Setiap orang baiknya berdiri berselang-seling agar kekuatannya merata, juga badan condong kebelakang agar dapat bertahan saat mulai adu tarik. Tak lupa satu suara untuk komando. Saat peluit ditiup, mereka mulai menarik dengan sekuat tenaga. Teriakan suporter dipinggir ikut menambah semangat dari teman-teman ini. Ada yang menarik sampai badannya nyungsep ke depan, ada juga yang terpeleset hingga mandi lumpur. Pemandangan seru ini diabadikan oleh fasilitator dengan tangakapan kamera handphone.
Momen semacam ini sengaja disiapkan oleh Tim Aqila Outbond bukan tanpa alasan. Nyatanya bermain dilumpur yang identik dengan “kotor” memiliki segudang manfaat. Manfaat bermain tanah yang tak disadar.
Japix, Ketua outbound SD Alam Aqila, menejelaskan, Pertama, ketika anak menginjak tanah berlumpur tentu teksturnya memberi stimulasi pada sensori tactile (indra peraba) yang akan menyambungkan synaps saraf di otak.
“Semakin rapat jaringan synaps syaraf di otak tersambung akan semakin bagus kemampuan kognitifnya, maka tidaklah mengherankan jika para ahli perkembangan anak mengatakan bahwa makanan otak adalah stimulasi,”ujarnya.
Kedua, ada lebih dari satu sensori anak yang terstimulasi. Diantaranya: tactile (peraba ), vestibular(keseimbangan) dan propioseptif (sendi), bahkan termasuk audio dan visual yaitu bagaimana anak mampu mendengarkan intruksi dan tetap fokus melihat kedepan untuk memenangkan pertandingan.
“Semua sensori ini bekerja dalam waktu bersamaan sehingga terjadi sensori integrasi. Sangat bagus untuk melatih eksekutif function,”tambahnya.
Sedangkan dari sisi leadership, anak akan belajar mengenai kerjasama tim. Merancang strategi bagaimana agar menang, penempatan setiap anak yang sesuai dengan kelebihannya, juga saat sudah berusaha sekuat tenaga namun hasilnya masih belum ungul, anak akan belajar tentang menerima kekalahan (legowo). []