SUKOHARJO-Curah hujan tinggi yang mengguyur Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah sejak 13 Maret lalu. Tingginya intensitas hujan di wilayah hulu Sungai Lusi menyebabkan 113 desa di 13 kecamatan terendam banjir.
Ormawa Mahasiswa Muslim Pecinta Alam (MALIMPA), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali bergabung dalam siaga banjir. Ketua Tim Relawan MALIMPA-UMS, Riza Ainur Ridho (20), mengatakan, sebanyak enam orang anggota MALIMPA diterjunkan untuk membantu proses evakuasi bencana. Tim relawan bergerak menuju Posko Lazismu di Kabupaten Grobogan pada Jumat (15/3/2024).
“Tim SAR (Search and Rescue) MALIMPA-UMS tiba di lokasi pada hari Jumat sekitar pukul 23.10 WIB. Tim kami telah dilengkapi beberapa peralatan seperti perahu karet, APD (Alat Pelindung Diri), dan peralatan penunjang lainnya,” tutur Riza, Senin (18/3/2024).
Keesokan harinya, Sabtu (16/3/2024), Tim SAR MALIMPA-UMS bergerak menuju kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purwodadi untuk melakukan koordinasi dan pembagian tugas. Riza mengatakan tim relawan dibagi menjadi dua kelompok dengan tugas terpisah.
“Tim 1 bergabung dengan relawan lainnya yang ditugaskan untuk melakukan penyisiran di Kecamatan Klambu. Tim 2 bertugas menyisir daerah kota,” terang Riza.
Tim 1 bersama BPBD Grobogan dan BPBD Blora menurunkan dua perahu mesin untuk melakukan evakuasi korban banjir di Kecamatan Karangrejo. Setelah evakuasi rampung, Tim 1 bergerak melakukan evakuasi korban banjir di sekitar Kabupaten Demak. Arus deras banjir ditambah pemukiman padat penduduk membuat penyisiran sedikit terkendala.
Tim 2 fokus pada evakuasi lansia di area Grobogan kota. Proses evakuasi dilakukan dengan menggunakan perahu karet Aire milik MALIMPA-UMS. Tim 2 juga bertugas menyediakan sarana transportasi darurat bagi warga.
Relawan MALIMPA-UMS berhasil mengevakuasi sekitar 100 orang ke lokasi pengungsian. Tim relawan memprioritaskan pertolongan untuk orang sakit, lansia, ibu hamil atau baru melahirkan, dan anak kecil. Penyisiran hari pertama berakhir pukul 17.00 WIB.
“Kondisi Jalan Purwodadi-Pati di sekitar Pertigaan Ketapang, Grobogan air menggenang setinggi 50 cm. Tapi kalau sekarang alhamdulillah arus lalu lintas kembali lancar dan banjir sudah surut,” jelas Mahasiswa Teknik Informatika UMS itu.
Pada Selasa (19/3/2024), Tim SAR MALIMPA-UMS memutuskan kembali ke kampus dan melakukan pertukaran dengan anggota lainnya. “Tim ditargetkan bertugas di wilayah terdampak bencana banjir sampai Kamis, 21 Maret 2024 dengan sistem rolling per tiga hari dengan anggota MALIMPA lainnya,” jelas dia.
Bukan Kali Pertama
Riza menerangkan respon cepat tanggap banjir ini bukan kali pertama MALIMPA-UMS terlibat. Satu bulan sebelumnya, Tim SAR MALIMPA-UMS telah bergerak di Kabupaten Demak.
“9 Februari kemarin, kami bergerak sebagai relawan di Desa Karanganyar, Kabupaten Demak. Ini bukan kali pertama soalnya dulu juga pernah ikut berpartisipasi sebagai relawan di lokasi bencana,” imbuh dia.
Kegiatan kerelawanan yang dilakukan MALIMPA-UMS tidak hanya menunjukkan kepedulian pada alam, tetapi juga kepedulian sosial. Ikhtiar membantu proses evakuasi pada masyarakat terdampak bencana menjadi semangat yang senantiasa mengalir di tubuh insan MALIMPA-UMS.
“Alam yang telah Allah sediakan kepada makhluk-Nya bukan hanya dimanfaatkan untuk kehidupan sesaat, tetapi juga harus kita lestarikan untuk generasi mendatang. Nilai kepedulian hendaknya tertanam dalam diri setiap insan sebagai makhluk sosial,” pungkas Riza. []