My Blog

My WordPress Blog

Sekolah Alam Aqila aris
Soloraya

Samakan Persepsi Target Market, Sekolah Alam Aqila Adakan Pelatihan Branding

KLATENSekolah Alam Aqila menggelar kegiatan peningkatan kompetensi guru yang bertema mengoptimalkan peran fasilitator dalam membangun branding sekolah dan mewujudkan visi lembaga di SD Alam Aqila, Sabtu, 4 November 2023.

Kegiatan ini diikuti beberapa guru di bawah yayasan Sekolah Alam Aqila dengan menghadirkan Activist Brand Soloraya Aries Adinata.

Semiyati menyampaikan tujuan dari kegiatan ini adalah agar fasilitator sebagai bagian dari unsur pembentuk branding paham betul apa peran dan bagaimana cara mengoptimalkan peran itu.

“Perlu di garis bawahi bahwa membangun  branding sekolah  bukan tugas humas saja tetapi kewajiban semua elemen  yang berada di Sekolah Alam Aqila. Membuat branding sekolah tentunya bukan hanya semata-mata mengejar market dan target PPDB saja karena kuota sendiri kita sendiri hampir penuh,”ujarnya.

“Terpenting dari pelatihan ini, untuk menyamakan persepsi target market tentang Sekolah Alam Aqila seperti ini lo”, ungkapnya ditemui selepas acara.

Mengawali materi terlebih dahulu dilontarkan pertanyaan oleh pembicara, apa itu brand ? Apa itu branding ? Kepada fasilitator untuk memantik jalannya acara.

“Jika saya menyebut salah satu merk alat outdoor ini, apa yang terlintas dipikiran anda?” ucapnya lagi.

Lanjut Aris, sejatinya branding adalah upaya membangun agar persepsi sebuah produk sampai ke pikiran konsumen. Nah caranya ada berbagai macam mulai dari soft maupun hard selling.

Media promosi yang digunakan pun juga bisa memilih yang organik atau gratis maupun berbayar. Tergantung berapa besar anggaran untuk hal itu.

“Kita juga harus menentukan siapa saja target market produk kita, karena ada target audience, yaitu yang secara langsung melihat iklan, juga target konsumen yang bisa saja berbeda dengan target audience. Kesemuanya ini berbasis data,”tambahnya.

Menurutnya, branding untuk lembaga pendidikan tergolong mudah karena semua data sebelumnya sudah dipegang. Tidak perlu mencari lagi. Jadi pihak sekolah tinggal mengolahnya menjadi sebuah konten yang kemudian dilempar ke target audience.

“Di lembaga pendidikan juga sudah mempunyai orang-orang yang menjadi marketer, seperti guru atau fasilitator, juga orang tua murid,”pungkasnya. []