KARANGANYAR–Day Care tidak sekadar tempat penitipan anak. Jika dimaksimalkan, tempat itu dapat menelurkan generasi hebat.
Hal tersebut ditekankan Ketua TP PKK Provinsi Jateng Atikoh Ganjar Pranowo, saat membuka Pelatihan Pengelolaan Baby Day Care bagi Kader TP PKK Kabupaten/ Kota se-Jateng Gelombang 2, yang diselenggarakan bekerja sama dengan Baznas Jateng, di BLK Karanganyar, Kamis (20/7/2023).
Sebanyak 105 orang pengasuh diberi bekal, tidak hanya dalam mengasuh, tapi memberi akhlak serta mencegah stunting pada anak.
Atikoh menyebut, pengelola Day Care wajib membekali anak dengan berbagai nilai. Tidak hanya bertugas menjaga hingga orang tua si anak mengambil kembali.
“Kalau dari pengelola itu bertanggung jawab juga terhadap akidah, tulus dan ikhlas, insyaallah jadi amal jariyah, bagi pengelola day care,” ucapnya.
Selain itu, pengasuh Day Care juga wajib memberikan bekal nutrisi yang cukup. Lantaran, usia anak hingga 2 tahun, merupakan periode emas perkembangan. Menurut data sensus, anak usia 0-5 tahun di Jateng menempati porsi 2,6 persen dari total penduduk di Jawa Tengah yang mencapai total 37 juta jiwa.
“Ada 983 ribu anak 0-5 tahun. Sekarang menuntut dua orang tua bekerja untuk ketahanan ekonomi. Nah bagaimana dengan anak mereka, ini tanggung jawab kita, bagaimana menularkan ilmu dan mendidik anak ketika di Day Care,” imbuhnya.
Selain materi akhlak, pada pelatihan itu juga ditekankan bagaimana mengidentifikasi kebutuhan gizi anak. Hal tersebut menurutnya penting, sebab masa depan anak ditentukan pada pola gizi yang diterapkan sejak dini.
Selain itu, Atikoh memandang perlunya day care berkolaborasi dengan kader PKK setempat, karena program PKK juga concern terhadap tumbuh kembang balita. Seperti, kegiatan Posyandu, Bina Keluarga Balita, dan PAUD Holistik Integratif.
“Misalnya, pengelola Day Care itu sudah bisa identifikasi apabila tumbuh kembangnya kurang. Karena kalau sudah terjadi stunting sulit di-treatment, kalau mengarah bisa di-treatment. Mungkin orang tua diajak ngobrol dan bisa dilaporkan ke Puskesmas,” ajak Atikoh.
Dalam pelatihan itu, selain materi kelas, juga ada praktik lapangan. Peserta akan diajak untuk meniru, standar prosedur di Day Care yang bermutu, untuk selanjutnya diterapkan di taman penitipan anak masing-masing.
Dengan pola tersebut, pengasuh Day Care yang ikut pelatihan tersebut dapat mencerna ilmu, sekaligus mempraktikannya.
Senada disampaikan Ketua Baznas Jateng KH Ahmad Darodji. Menurutnya, pelatihan ini memberikan pemahaman lebih luas kepada ibu-ibu dalam pengasuhan anak. Bagaimana pendidikan karakter anak juga harus seimbang, dengan ilmu akademik dan keagamaan.
“Seperti yang disampaikan Bu Atikoh tadi, saya sedikit menambahkan. Karena tidak semua orang tua itu bisa mendidik anak, tapi pendidikan yang awal sekali itu fundamental,” tegasnya yang juga Ketua MUI Jateng itu.
Peserta pelatihan asal Grobogan, Zuzum Nurwahidah, mengapresiasi kolaborasi Baznas dan PKK Jawa Tengah, yang menggelar pelatihan tersebut. Zuzum yang telah berkecimpung di pengasuhan anak menyebut, pelatihan itu penting karena pengasuh memerlukan pemahaman yang sama untuk mendidik anak.
“Harapannya lebih sering lagi. Buat saya kegiatan ini penting, karena bisa tahu seperti apa pola pengasuhan yang benar, dan memperbaiki yang sudah berjalan di TPA kami,” ujarnya.
Sebagai informasi, kegiatan yang terselenggara berkat kerja sama dengan Baznas Jateng tersebut dilaksanakan tiga gelombang. Gelombang pertama pada 16–18 Juli 2023, gelombang kedua pada 20–22 Juli 2023, dan yang terakhir pada 23–25 Juli 2023.