SRAGEN-Ritme musik berupa hentakan gandang (gendang) dan gamelan, kakanong serta alunan kecapi, ditambah bunyi beberapa alat tradisional khas Sragenan, terdengar dan terlihat energik dimainkan. Bahkan sesekali irama itu disisipi senandung syair, sehingga jadi kesatuan alunan musik etnik Sragenan yang kental.
Alunan musik khas Sragenan itu dibawakan apik sejumlah seniman yang tergabung dalam kelompok musik. Mereka menjadi salah satu peserta pada gelaran Pentas Parade Musik Etnik dan Musik Tradisional di Prominade New Kemukus.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari mulai Rabu (10/5) dan Kamis (11/5/2023) itu merupakan salah satu rangkaian kegiatan Hari Jadi Kabupaten Sragen ke – 277. Sementara peserta pentas ada 12 group musik etnik dan 12 group musik tradisional.
Pembukaan secara langsung dilakukan oleh Wakil Bupati Sragen, Suroto. Tak hanya membuka, Wabup juga berkesempatan melantunkan lagu “Lali Janjine” karya alm. S. Harsono yang juga salah satu seniman asli Bumi Sukowati.
Dalam kesempatannya, Wabup Suroto menjelaskan digelarnya Parade musik etnik sebagai upaya meningkatkan apresiasi dan inovasi seni kaum milenial untuk turut melestarikan seni budaya daerah khususnya di Kabupaten Sragen. Menurutnya, Di Sragen ada banyak kesenian budaya yang harus dilestarikan dan perlu diperhatikan.
“Kami mengajak para pimpinan sanggar seni kiranya terus mengajarkan keahliannya di bidang seni budaya. Termasuk musik etnik kepada para pelajar atau anak sejak dini,” ungkapnya.
Dengan adanya lomba musik etnik ini lanjutnya, maka diharapkan generasi muda dapat menaruh perhatian dan ketertarikan pada pemanfaatan budaya daerah.
“Sejatinya parade musik etnik ini bertujuan memberdayakan organisasi seni budaya untuk terus berkarya, berinovasi dan menjadi bengkel kreativitas,” tuturnya.
Ditambahkan Wabup, parade musik etnik tersebut, menjadi salah satu cara Pemkab Sragen untuk menggairahkan dan mengangkat nilai jual seni budaya pertunjukan dan pariwisata. []