My Blog

My WordPress Blog

Sate Kere Pak Giman
Kuliner

Pak Giman Penjual Sate Kere Kelilingan, Sehari Habiskan 200 Tusuk

SOLO-Sate kere adalah makanan terbuat dari kedelai atau ampas tahu atau orang biasa menyebutnya tempe gembus. Bagi penggemar makanan tradisional tersebut, di Solo,  ada sate kere yang harganya sangat murah yakni 1000 rupiah per tusuk. Meski murah rasa sate yang dijual kelilingan tersebut banyak diminati warga.

Sate kere yang dijual kelilingan, yang dikenal murah dan juga menjamin kantong pembeli aman tersebut, dijual oleh Pak Giman (42), Warga Pajang Solo.

Hampir setiap hari sekitar pukul 08.00 WIB, Pak Giman mengawali jualannya di kawasan kelurahan Danukusuman, Kecamatan Serengan, Solo, menaiki motor.

Lantaran rasanya enak dan terkenal murah, sate kere Pak Giman sangat diminati baik anak muda hinga orang tua.

Natalia (42), salah satu pelanggan yang hampir setiap hari membeli Sate Kere Pak Giman, mengaku sering membeli selain murah,

“Enak dan murah, rasanya juga tidak kalah dengan sate kere yang sudah terkenal di kota Solo.”ujarnya.

Pak Giman, mengaku sudah berjualan sate kere sejak tahun 2021 meneruskan jualan orang tuanya yang juga kelilingan. “Ya kepingin kerja mandiri, ora direh (tidak diperintah majikan),”ujar Giman.

Lantaran murah dan banyak diminati, hampir setiap hari tak kurang dari 200 tusuk sate biasa terjual.

“Alhamdulillah, ya hampir setiap hari rata rata habis 200 tusuk sate kere,”kata Giman ditemui saat membakar sate kere di kawasan kelurahan Danukusuman, Serengan, Solo.

Selain sate kere dari ampas tahu alias tempe gembus, dirinya juga berjualan sate kere yang terbuat dari kikil dan tetelan sapi.

“Sate kere gembus dijual 1000 rupiah per tusuk, pasangan sate kere kikil dan tetelan sapi dijual 2000 ribu rupiah per tusuk,”ujar Pak Giman.

Ditanya terkait apakah tidak rugi menjual sate kere dengan harga murah, Pak Giman mengatakan tidak rugi.

“Ya cukup lah batine (laba jualannya) bagus Alhamdulillah”katanya.

Selain berjualan keliling, Pak Giman mengaku juga mangkal di kawasan Pasar Gede, jika dagangannya masih.

Sate kere sendiri menggunakan istilah kere atau miskin, karena sate ini bukan terbuat dari daging sapi.

Konon, pada zaman dahulu, Sate Kere merupakan makanan mewah dan hanya menjadi santapan kaum elit saja.

Kemudian, masyarakat kelas bawah pun membuat sate sendiri, memanfaatkan bahan bahan yang tidak menjadi sajian sate pada umumnya seperti daging. []