KLATEN-“Satu anak yang sekolah, sekeluarga ikut sekolah” begitulah ungkapan yang sering didengungkan Direktur Pendidikan Aqila, Semiyati. Salah satu ungkapan itu tercermin dalam sesi satu Orbit, kepanjangan dari Orang Tua Belajar Ilmu Parenting yang digelar di SD Alam Aqila pada Jum’at, 11 Agustus 2023.
Pada sesi 1 kali ini, orang tua diajak belajar mengenal metode Al Qur’an Al Husna yang akan dipakai untuk siswa di Sekolah Alam Aqila belajar Al Qur’an.
Dalam sesi satu tersebut, Fajar Santosa selaku Traier dan Praktisi Al Qur’an Al Husna mengemukakan pentingnya mempersiapkan bekal akhirat dari mulai sekarang, salah satunya dengan membaca Alqura’an yang baik dan benar.
“Terlebih di alam Barzah nanti akan menjadi ladang panen kita, apakah akan memanen kebaikan atau justru sebaliknya,”ungkapnya, Jumat (11/8/2023).
Salah satu amalan yang pahalanya akan tetap mengalir adalah ilmu yang bermanfaat. Pun sebagai orang tua, mampu mengajarkan membaca Al-Qur’an tentu menjadi amal jariyah. Dimana setiap huruf yang dibaca akan mengalirkan pahala hingga yaumul akhir kelak.
Melihat semangat masyarakat dalam membumikan Al-Qur’an patut diapresiasi. Saat ini banyak Lembaga Pendidikan yang mengajarkan Al-Qur’an sebagai kegiatan utamanya.
Tapi, menurut Fajar Santosa dalam belajar Al-Qur’an tentu tidak boleh sembarangan karena ada tahapannya. Pertama, iman terlebih dahulu. Meyakini dalam hati bahwa Al-Qur’an merupakan Kitab yang berisi firman Allah sebagai panutan hidup manusia.
Kedua, menjaga adab terhadap Al-Qur’an dengan berwudhu serta menutup aurat saat membacanya. Bahkan hal terkecil juga perlu diperhatikan, yaitu cara duduknya yang sesuai dengan ajaran Rasulullah, seperti duduk Attahiyat awal.
“Nah, poin Ketiga adalah ilmu. Ilmu disini meliputi ilmu makhrajul huruf, Tajwid, dan Tanda baca (harakat),”tambahnya.
Fajar menambahkan, dalam metode Al-Qura’an Al Husna ini dirasa lebih efisien untuk anak-anak karena terdapat ciri khas berupa coding dan story dalam setiap huruf hijaiyahnya. Jadi anak-anak akan lebih mudah mengingat dengan ciri khas tersebut.
“Contohnya pada huruf “ba” akan menggunakan story “batunya dibawah” dimana batu mencerminkan titik pada huruf ba,”katanya.
Untuk efisiensi, dari 30 huruf Hijaiyah yang ada, anak-anak hanya akan dikenalkan 28 huruf saja. Harapannya, anak-anak akan lulus iqra saat Taman kanak-kanak dan mampu membaca AlQuran di jenjang SD
Putri, salah seorang wali murid KB, mengungkapkan mengikuti sesi ini membuatnya menjadi belajar kembali namun dengan cara yang lebih mudah diingat. Kalau mengingat jaman kita belajar ngaji dulu hurufnya banyak dan lama hafal.
“Caranya ramah anak sesuai dengan umur mereka yang sangat suka diceritakan”, ungkapnya. []