SOLO-Kepala Sekolah Hj Sri Sayekti, mengungkapkan rasa syukurnya karena SD Muhammadiyah 1 Surakarta telah menjadi sekolah penggerak diusianya yang sudah 88 tahun pada tanggal 16 September 2023. Usia yang sangat tua, tetapi harapannya tetap cemerlang menghasilkan prestasi-prestasi yang cemerlang. Acara ini dihadiri kurang lebih 2 ribu orang, dari wali murid, siswa dan alumni.
“Nah ini puncaknya, anak-anak pada kesempatan ini akan menampilkan semua keahliannya, ketrampilannya, dalam rangka mewujudkan profil pelajar Pancasila, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; berkebinekaan global; bergotong-royong; mandiri; bernalar kritis; dan kreatif,” ungkap Kepala Sekolah Penggerak tersebut.
Sayekti mengungkapkan pelajar Pancasila bisa terwujud. “Syaratnya kalau ada kolaborasi dengan orang tua. Selain itu, kesempatan ini juga untuk meemahatkan 9 prinsip pendidikan antikorupsi,” katanya.
Dia menyampaikan, semakin dini nilai-nilai etika dan moral diajarkan kepada anak, akan semakin mudah tertanam ke dalam diri anak dan terbawa sampai kelak mereka dewasa.
Tentu tidak hanya sekedar penanaman nilai dan karakter melalui teori semata, namun juga sangat besar pengaruhnya dengan adanya contoh dan teladan nyata dari guru, orang tua dan masyarakat untuk ditiru.
“Nilai dan karakter yang harus ditanamkan sejak dini pada anak tersebut disingkat dengan Jumat Bersepeda KK yang meliputi nilai-nilai jujur, mandiri, tanggung jawab, berani, sederhana, peduli, disiplin, adil dan kerja keras,” katanya.
Kemudian, dengan penuh kegembiraan anak-anak dan orang tua. “Pesan saya jangan sampai meninggalkan sampah, karena hari Senin akan kedatangan verifikator Kota Sehat Tahun 2023. Sugeng Rawuh, Selamat Datang di sekolah sehat,” ucapnya, dengan penuh semangat.
Dalam kegiatan pentas ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari dan berkolaborasi yang menghadirkan sajian judul Keluarga Ceamara dan Puisi, Tembang Dolanan, Hepi, Jagoan, Kreasi Dolanan Anak, Persahabatan, Dreamer Indonesia, Tarian Yamko Rambe Yamko, Tari Rampak, hari Kiamat, lagu guruku tersayang,.
Selanjutnya, tarian Pelajar Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Tari Indang Sumatera Barat, senam gembira Sehat Pancasila, Wonderfull Indonesia, Tari Nusantara, Tetap berjuang meski tidak dikenang, sajak orang lapar Karya WS Rendra, Sahabat, Indonesia dalam Kebhinekaan, Tari Kreasi Nusantara Indah, dan diversty of art for the world.
“Nilai-nilai tersebut merupakan dasar yang harus diajarkan kepada anak-anak terutama di lingkungan sekolah dan keluarga. Hal-hal sederhana seperti tidak menyontek atau memberi contekan, bersikap jujur, tidak menyembunyikan informasi, dan mengikuti aturan sekolah,” ungkapnya. []