SOLO-Menteri Sosial, Tri Rismaharini mengajak terapis-terapis seluruh Indonesia ikut pelatihan rehabilitasi sosial kolaboratif antar profesi untuk penanganan penyandang disabilitas anak di Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Solo, Jumat (9/6/2023).
Kegiatan pelatihan yang digelar oleh Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso yang diikuti 104 peserta yang berasal dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rehabilitasi Sosial Kemensos dari unsur 31 Kepala UPT Rehsos, 31 Pekerja Sosial serta 42 Terapis dan Fisioterapis.
Pelatihan sendiri telah berlangsung sejak tanggal 6 Juni hingga 12 Juni 2023 nanti. Dalam pelatihan tersebut, mereka, para terapis fokus untuk penanganan penyandang disabilitas anak.
Menteri Sosial, Tri Rismaharini, yang juga hadir dalam pelatihan pada Jumat (9/06/2023), bercerita soal pengalamannya selama jadi menteri. Dimana menurut Menteri Sosial, sentra terpadu di Solo merupakan pusat rehabilitasi tertua di Indonesia.
“Jadi Solo ini dulu pusat rehabilitasi untuk para veteran dan sebagainya. Pengalaman saya jadi menteri, ketemu beberapa pasien di beberapa daerah. Saya ajak ke sini banyak yang sudah bisa jalan,” ujarnya.
Ia menyebut, sumber daya manusia di sentra terpadu ini memiliki pengalaman yang jauh lebih banyak dibandingkan daerah lain.
Risma menyebut total sudah ada sepuluh orang semenjak dirinya menjadi menteri. Dari memakai kursi roda, sekarang sudah bisa jalan.
Karena itu ia mengajak para terapis dari seluruh Indonesia untuk belajar di Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso ini.
“Kalau dia selamanya tergantung pakai kursi roda. Maka kesulitan paling utama adalah keterbatasan aksesibilitas dia. Oleh karena itu kita undang para terapis untuk dia bisa belajar. Supaya bisa di praktekkan di daerahnya,” pungkasnya.
Dalam pelatihan yang diselenggarakan ini, juga mengundang narasumber atau fasilitator seperti Poltekes Kementerian Kesehatan Solo, Poltekes Kementerian Kesehatan Jakarta, Rumah Sakit Ortopedi “Prof. Dr. Soeharso” Surakarta, Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas, Kemensos, Poltek Kesejahteraan Sosial Bandung, Kemensos, Unika Soegijapranata Semarang dan Klinik Fisioterapi Swasta Jakarta.
Supardi (30),salah satu terapis asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang ikut dalam pelatihan tersebut, mengaku bahwa kegiatan ini sangat membantu dirinya sebagai seorang terapis.
“Selama ini paham kami soal terapi, masih terbatas, masih minim. Semoga dengan adanya dengan pelatihan seperti ini lebih berani menghadapi kasus yang ada di masyarakat,”ungkapnya. []