SOLO-Ratusan pengemudi becak dan bendi, menyambut gembira atas dukungan Pemerintah kota Solo, yang menjadikan transportasi tradisional sebagai pilot project angkutan wisata. Dalam pelatihan bimbingan teknis (bimtek) mereka menunjukan kemampuan dengan melakukan atraksi bebas atau freestyle, Selasa (26/9/2023).
Bimbingan Teknis kepada 100 pengemudi becak dan 16 kusir bendi, dipandu langsung Dinas Perhubungan kota Solo. Dalam Bimtek itu, mereka diberi pembekalan terkait aturan main seperti standar operasional prosedur (SOP) hingga kejelasan tarif akan ditentukan.
Dalam pelatihan tersebut, mereka juga dibekali prinsip agar mengutamakan keramahan dalam pelayanan serta memiliki kemampuan berinteraksi dengan wisatawan asing.
Kegiatan ini sendiri merupakan upaya pemerintah kota untuk memberikan dukungan kepada pengemudi becak, demi mempertahankan keberadaan becak sebagai transportasi tradisional agar terus eksis dan terpelihara.
Walini atau yang akrab disapa Pak kancil (55), mengaku sudah 29 tahun menjadi pengemudi becak. Pria yang biasa mangkal di Jalan Slamet Riyadi, kawasan Keprabon, Solo, sangat senang becak dimasukkan dalam salah satu angkutan wisata di Solo.
“Saya ikut senang pak, bisa diikutkan event di Solo,soalnya kalah bersaing dengan ojek online, harapan saya semoga terus berjalan,”ujarnya.
Wakil Wali Kota Surakarta, Teguh Prakosa, menekankan pentingnya memberi kepastian kepada pengemudi becak dan bendi mengenai keberadaan mereka di kota Solo.
“Kendaraan becak adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah kota Surakarta. Oleh karena itu, tugas pemerintah kota adalah melestarikan dan memberikan akses yang diperlukan agar pengemudi ini dapat tetap eksis,” ujarnya, Selasa (26/9/2023).
Teguh Prakosa juga menyoroti peran penting pengemudi becak sebagai duta publik. Yang ikut mempromosikan wisata-wisata yang ada di kota Surakarta.
“Mereka bukan hanya sopir, tetapi juga menjadi Public Relations pemerintah kota Surakarta. Mereka dapat berbagi cerita tentang pesona kota Solo, kebudayaan Mangkunegaran, dan karakteristik masyarakatnya. Komunikasi yang baik adalah kunci untuk meningkatkan kualitas layanan mereka,” tambahnya.
Sementara itu, Kabid Lalulintas Dinas Perhubungan Kota Surakarta, Ari Wibowo, menjelaskan, pemerintah kota Surakarta bersama Dinas Perhubungan akan mengatur tarif becak secara lokal, sesuai dengan karakteristik tiap kampung becak di kota ini.
“Regulasi tarif becak memang belum ada ketetapan yang pasti di seluruh kota. Oleh karena itu, kami akan berkolaborasi dengan para pengemudi untuk menentukan tarif yang adil dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Hal ini akan memastikan bahwa tarif yang berlaku tidak memberatkan penumpang,” ungkapnya.
Pemerintah kota juga berencana untuk menciptakan konsep “Kampung Becak Wisata” yang akan disesuaikan dengan karakteristik masing-masing daerah, seperti Benteng Vastenburg, Laweyan, atau Stasiun Balapan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memperkuat layanan pengemudi becak dan mendukung perkembangan pariwisata di kota Solo.[]