SOLO-Keraton Kasunanan Surakarta menggelar kirab Malam Selikuran atau Malam ke 21 Ramadhan untuk menyambut malam Lailatul Qodar, Kamis (20/3/2025) malam.
Kirab digelar meriah dengan membawa oncor dan aneka lampion serta makanan tumpeng sewu untuk didoakan di Masjid Gedhe selanjutnya dibagikan ke masyarakat.
Berangkat dari Kori Kamendungan Keraton, kirab dimulai sekitar pukul 21.00 WIB setelah selesainya Sholat Tarawih.
Rombongan terdepan pasukan pembawa musik keraton sebagai cucuk lampah diikuti para abdi dalem yang membawa kotak berisi tumpeng sewu.
Berikutnya abdi dalem yang membawa oncor dan lampion untuk penerang jalan sebagai simbol cahaya untuk penerang kehidupan manusia.
Sebelum rombongan kirab tiba di serambi Masjid, para sentono dalem sudah tiba terlebih dulu untuk menyambut peserta kirab.
Para pangageng kirab diberi hadiah mushaf Alquran oleh Keraton sebagai pegangan menjalankan hidup agar sesuai tuntunan Islam.
Menurut GKR Wadansari Koes Murtiyah, Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton acara ini merupakan wujud syukur atas kelimpahan berkah yang diberikan Allah di bulan Ramadhan.
“Di sepuluh hari terakhir puasa, harapan besar Allah memberikan Lailatul Qodar, sehingga ibadah puasa bisa selesai dan keimanan semakin meningkat,”ungkapnya.
Sebelum tumpeng dibagikan dilakukan doa bersama yang dipimpin ulama keraton. Setelah selesai tumpeng berupa nasi gurih yang berisi kedelai, telur puyuh, serta mentimun dan lombok hijau, dibagikan ke seluruh peserta kirab dan masyarakat yang ikut hadir.
Kirab Malam Selikuran Keraton Surakarta ini sudah menjadi tradisi ratusan tahun keraton, sejak Sultan Agung hingga sekarang.
Di era Paku Buwana IX, kegiatan ini dihidupkan kembali dan mencapai puncaknya pada masa pakubuwana X yang mana malam selikuran digelar dengan kirab tumpeng dari keraton ke Masjid Agung Surakarta, disertai oncor dan lampu ting atau pelita, yang melambangkan penerangan bagi nabi Muhammad SAW ketika menerima wahyu di Jabal Nur. []