SOLO-Sedikitnya 80 juru sembelih hewan kurban dari Soloraya hingga Jepara, antusias belajar mengasah pisau bersama sama dalam acara Ngasah Pisau atau Ngaso 2 yang digelar Komunitas Juru Sembelih Halal (Juleha) Wilayah Solo, di Bangsal Masjid Agung Surakarta, Minggu (17/9/2023).
Para peserta yang sebagian besar merupakan mudin maupun praktisi penyembelih hewan qurban dari berbagai Masjid di Soloraya seperti, Wonogiri, Klaten, Sukoharjo, Sragen, Boyolali maupun Solo bahkan juga dari Jepara ini, terlihat antusias mengikuti Ngasah Pisau atau Ngaso 2 di Bangsal utara Masjid Agung Surakarta.
Mereka terlihat menyimak dengan seksama seluruh materi yang disampaikan para mentor dari Komunitas Juru Sembelih Halal (Juleha) Wilayah Solo, mulai awal hingga akhir.
Sekjen Juleha wilayah Solo, Muhammad Jamuri atau yang biasa disapa Memet (37), menjelaskan,
bahwa kegiatan Mengasah Pisau atau Ngaso 2 yang digelar untuk Juleha maupun masyarakat umum ini bertujuan agar seorang juru sembelih atau masyarakat umum ketika menghadapi Idul Adha atau Qurban, alat yang dipakai betul-betul sesuai standard.
“Karena ini berkaitan dengan ikhsan, keikhlasan kita dalam hal menyembelih karena kalau gak tajam standard kita di juleha pisaunya gak boleh dipakai. Semahal apapun pisau kalau gak tajam gak boleh dipakai, walaupun murah bahannya biasa tapi kalau itu tajam, itu standard dipakai untuk sembelihan,”ujarnya.
Kegiatan Ngaso ini merupakan kali kedua, setelah tahun lalu juga digelar. Di mana untuk peserta saat ini 80 orang, dan yang pertama 100 orang yang juga diikuti dari Soloraya serta wilayah Magelang.
Muhammad Jamuri, mengungkapkan, bahwa acara belajar mengasah pisau supaya pisaunya standard, dibagi menjadi tujuh kelompok. Dimana setiap kelompok ada mentor yang mendampingi dari awal sampai akhir, ada juga pemaparan materi secara umum oleh mentor,”kata Jamuri.
“Semua peserta dapat alat seperti batu asah dua, pisau dua sama semua, juga ada tatakan kemudian busa semua alat-alat yang digunakan untuk asah pisau kita disediakan. Harapannya nanti ke depan ketika mereka ngasah dirumah sudah punya alat yang standar, minimal sudah terpenuhi,”jelasnya.
Para peserta yang terbaik akan mendapatkan apresiasi, namun minimal semua peserta bisa mengasah pisau secara standar yang digunakan untuk menyembelih.
“Sehingga ketika nanti dimintai tolong takmir masjid atau sebagainya sudah bisa, dan alumni Ngaso ini standar untuk ngasah pisau dan bisa dipakai untuk menyembelih hewan kurban secara ikhsan. Karena baru awal, ke depannya ada pendampingan, Kita buka komunikasi secara umum, sehingga di dalam perjalanannya meng upgrade bisa ke mentor siapapun selama 24 jam,”pungkasnya.
Aryadi (42) salah satu peserta aasal Kemusu, Boyolali, Jawa Tengah, yang biasa menyembelih hewan Qurban, mengaku sangat tertarik mengikuti Ngasah Pisau (Ngaso 2) di Masjid Agung Solo.
Selain untuk mendapatkan pengalaman, juga mengetahui bagaimana cara mengasah pisau agar mendapatkan ketajaman maksimal.
“Alhamdulilah dengan ikut acara ngasah pisau ini, kita bisa mengetahui kekurangan dalam melakukan asah pisau, sehingga bisa mencapai ketajaman maksimal, ”katanya. []