SUKOHARJO-Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, meminta Badan Amil zakat (Baznas) di 35 kabupaten/ kota intens berkoordinasi dengan pimpinan daerah masing-masing. Menurutnya, penguatan kinerja Baznas sangat diperlukan, agar lebih optimal membantu pemerintah dalam pengentasan kemiskinan di Jateng.
Dalam acara Rapat Koordinasi Daerah Baznas Jateng di Hotel Brothers Sukoharjo, wagub meminta Baznas kabupaten/ kota bisa saling berbagi informasi. Forum itu menjadi kesempatan agar segala kesulitan dan hambatan dapat dipecahkan bersama.
“Mangga dikoordinasikan, mangga dikerjasamakan. Mungkin ada SE (surat edaran) atau belum ada SE dari pimpinan daerah, ini juga harus bisa dikoordinasikan. Dari njenengan mungkin tidak bisa bilang ke pimpinan daerah, ini bisa dikoordinasikan supaya kami di pemerintah provinsi juga bisa membantu bagaimana (kerja samanya) dikoordinasikan,” kata Gus Yasin, sapaannya, saat membuka Rakorda Baznas, Kamis (13/07/2023).
Wagub menambahkan, Baznas memberikan dampak positif melalui berbagai pelatihan yang telah dilaksanakan. Pelatihan-pelatihan tersebut dibuat untuk merangsang munculnya UMKM di kalangan masyarakat.
Menurut Gus Yasin, Baznas memiliki peran strategis sebagai salah satu lembaga pemerintahan. Sehingga, setiap anggota Baznas wajib memiliki integritas dalam melayani masyarakat.
“Kalau memang ada yang nglokro (malas), cuma mau menjabat saja namun tidak mau kerja, ya diajak bicara baik-baik, masih mau bekerja atau tidak. Kita butuh orang profesional,” tandas wagub.
Sementara itu, Ketua Baznas RI, Noor Ahmad, menambahkan rakorda Baznas Jateng ini sangat penting untuk melakukan evaluasi kinerja Baznas. Hasil evaluasi nantinya akan dilaporkan kepada Presiden RI Joko Widodo.
Selain itu, evaluasi juga bertujuan untuk melakukan penguatan pada tubuh Baznas, agar dapat bekerja lebih maksimal lagi membantu pemerintah mengatasi persoalan-persoalan di masyarakat.
“Rakorda ini sekaligus mempersiapkan rakornas yang akan dilaksanakan pusat. Nanti akan kita undang (Baznas) provinsi dan kabupaten/ kota seluruh Indonesia, dalam rangka untuk melakukan evaluasi besar-besaran, seberapa jauh penguatan yang sudah kita lakukan bersama-sama,” katanya.
Noor Ahmad melanjutkan, terdapat beberapa hal yang menjadi sorotannya saat evaluasi. Yakni, penguatan Baznas sebagai lembaga pemerintah nonstruktural, SDM, sarana dan prasana, serta pembentukan unit pelaksana.
“Nanti akan kita laporkan kepada presiden, seluruh Indonesia seperti apa. (Baznas) Provinsi seperti apa, (Baznas) kabupaten/kota seperti apa,” imbuhnya.
Noor Ahmad menyebut Baznas Provinsi Jawa Tengah dapat menjadi contoh baik. Secara keseluruhan, sistem kerja Baznas Jateng sangat optimal mulai dari segi sarana prasarana maupun kualitas SDM-nya.
Menurutnya, Baznas Jateng telah melatih lebih dari 10 ribu orang dengan berbagai kompetensi. Hal itu adalah contoh yang bagus untuk diikuti seluruh kabupaten/kota.
“Seperti Provinsi Jateng itu sudah utuh bagus. Ada pimpinannya bagus, pelaksananya juga bagus-bagus. Ini sudah bagus sekali,” tandas Noor Ahmad.