SOLO-Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa menghadiri Konferensi Pers Festival Budaya Spiritual di Loji Gandrung, Surakarta, Rabu (12/7).
Acara dihadiri oleh Direktorat Jenderal Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Sjamsul Hadi, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X Manggar Sari Ayuati, dan para media.
Direktorat Jenderal KMA Kemendikbud Ristek bersama Pemerintah Kota Surakarta menggelar Festival Budaya Spiritual ini guna menyatukan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang ada di Jawa Tengah.
Festival Budaya Spiritual bakal digelar pada 17-19 Juli 2023 di Surakarta. Dimana tanggal 17 Juli diisi dengan kegiatan nyekar ke makam Mangkunegara I Raden Mas Said. Tanggal 18 Juli adanya sarasehan dengan mengundang narasumber dan penghayat kepercayaan, pameran UMKM dan dimalam satu sura adanya kegiatan mendekatkan diri kepada sang Pencipta.
Tanggal 19 Juli adanya ruwatan Sukerta, pagelaran wayang Ki Purbo Asmoro berjudul Bimo Rahayu, serta penyerahan KTP bagi penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Berdasarkan catatan dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X terdapat 9.770 penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Jawa Tengah pada tahun 2022. Namun identitas KTP yang beralih menjadi penghayat kepercayaan baru 2.203 orang. Urutan dari populasi terbanyak adalah Kabupaten Banyumas, Cilacap, dan Boyolali.
Antusias dari masyarakat terkait ruwatan sukerta juga cukup tinggi. “Ini betapa luar biasa, beberapa hari kemarin untuk peserta ruwat ini sampai tiga hari yang lalu sudah mencapai 96 peserta dari 100 kapasitas,”ungkap Manggar Sari Ayuati di acara tersebut.
Teguh menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Surakarta menyambut baik dengan adanya Festival Budaya Spiritual.
“Kami menyambut baik apa yang dilakukan, kami juga menyambut baik teman–teman dari penghayat kepercayaan untuk ikut dalam tradisi budaya yang sudah berjalan, bagaimana membangun spiritual tinggi lewat budaya bisa menuju kesempurnan,”jelasnya.
Jumlah organisasi penghayat kepercayaan cukup banyak terutama yang ditemukan di Jawa Tengah tak heran Surakarta menjadi salah satu tempat sebagai festival ini.
“Dari 2-3 tahun belakangan ini, data inventarisasi di direktorat KMA penghayat kepercayaan ada 177 itu tingkat pusat, cabang mencapai 1000. Untuk wilayah Jawa Tengah dari data yang kami himpun sebanyak 53 organisasi,”jelas Sjamsul.
Surakarta menjadi pionir terhadap gerakan-gerakan yang berdampak jelas serta dianggap sebagai kota yang bertoleransi serta juga dikenal kota inklusi dan keberagaman.Sehingga kedepannya diharapkan mampu memberikan layanan bagi seluruh kalangan masyarakat khususnya penghayat kepercayaan dan hak sipil. []