SOLO-Sejumlah 218 ibu-ibu orang tua/wali murid SD Islam Terpadu Nur Hidayah Surakarta mengikuti Bincang Asyik Bunda Sholihah bertajuk Merawat Cinta dalam Keluarga yang diselenggarakan oleh Bina Pribadi Islami (BPI) Orang Tua Murid, Sabtu (20/05) pagi di Nur Hidayah Convention Centre (NHCC).
Kepala SD Islam Terpadu Nur Hidayah Surakarta, Waskito, S.Pd dalam sambutannya menyampaikan pentingnya orang tua murid dan para guru untuk merawat dengan baik cinta dalam keluarga.
“Merawat cinta dalam keluarga menjadi hal yang sangat urgen dalam mewujudkan biah sholihah lingkungan yang baik. Komunikasi, bonding, kasih sayang, saling hormat antara ayah, ibu, anak menjadi keluarga yang hangat dan harmonis,” ungkap Waskito.
Ketika cinta terawat, maka akan memberi energi positif seluruh anggota keluarga untuk belajar dan berkarya. Anak akan bersemangat dan beradab dalam belajar. Orang tua akan semakin bermujahadah dalam berkarya, beribadah, dan mendapatkan nafkah untuk keluarganya.
“Kami sangat mengapresiasi terselenggaranya Bincang Asyik ini, menjadi pengokoh kolaborasi rumah dan sekolah. Untuk para ayah juga sudah terjadwal kegiatan serupa dengan Sekolah Ayah, yang dilaksanakan malam hari,” pungkas Waskito.
Ustadzah Vida Robi’ah Al-Adawiyah, S.H, Founder Sekolah Pra Nikah (SPN) Benih Solo dan Founder Sekolah Istri dan Anak (SIMAK) Solo, dalam paparannya menyampaikan bahwa ada tiga langkah dalam mengokohkan bonding suami istri.
“Pertama, visi spiritual menjadi bonding terkuat suami istri. Melandaskan pernikahan berkeluarga sesuai perintahnya Al Khaliq. Bahwa tujuan pernikahan supaya terlahir kasih sayang dan ketenteraman antara suami istri,” papar Vida.
Kedua, bahwa cinta sebagai pilihan sadar. Bukan lagi sebagai perasaan, sehingga tumbuh kemampuan untuk bersabar dan mempertahankan kasih sayang. Ketiga, bonding menjadi tujuan pernikahan. Suami istri yang memiliki tujuan awal yang kuat, cenderung memiliki daya juang dalam pernikahan.
Lanjut Vida, menikah bukan hanya sekedar untuk bersenang-senang. Tetapi pernikahan sebagai sarana menuntaskan misi personal suami istri dan misi komunal keluarga.
“Menurut John De Frain, keluarga tangguh memiliki ciri-ciri apresiasi dan afeksi, komitmen pada keluarga, komunikasi hangat positif dan efektif, menikmati waktu bersama, kesejahteraan spiritual, dan kemampuan mengelola stress dan menyelesaikan konflik,” pungkas Vida. []