SOLO-Siswa Kelas 8 SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) Tahun Pelajaran 2023/2024 selama dua hari pada Senin-Selasa (18-19/9/2023).
ANBK merupakan program evaluasi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk mengevaluasi sekolah.
Selama dua hari tersebut, 45 siswa dan 5 siswa cadangan mengikuti ANBK di laboratorium komputer sekolah dengan tertib dan lancar. Para siswa terlihat mengerjakan soal-soal yang tertera di layar monitor komputer di empat ruang tersebut.
Rom Wahyuni Nugroho, S.Psi selaku Analis Pengembangan Peserta Didik dari Direktorat Sekolah Menengah Pertama, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi berkesempatan melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan Asesmen Nasional tahun 2023 di SMP Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta.
“Tujuan saya ke sekolah ini untuk memotret hal-hal atau praktik-praktik baik yang bisa menjadi inspirasi sekolah-sekolah lain. Saya memotret apa yang sekiranya bisa menjadi masukan bagi kami di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sehingga pelaksanaan ANBK tahun depan bisa lebih baik daripada pelaksanaan tahun ini,” ungkapnya.
Rom Wahyuni Nugroho menambahkan sekolah yang dikunjungi tidak dipilih secara khusus, tetapi secara acak melalui sistem yakni satu sekolah negeri dan satu sekolah swasta. Di Solo ada dua sekolah yakni satu sekolah negeri dan sekolah swasta.
“Untuk jenjang SMP terdapat 100 petugas yang tersebar di 86 kabupaten/kota. Paling barat kami monev di Pidie Aceh dan paling timur ke Merauke. Semua dilakukan serentak gelombang satu dan gelombang dua. Khusus Jawa Tengah, ada Kota Semarang, Magelang, Boyolali, Cilacap, dan Solo,” jelasnya.
Menurut Staf Analis Pengembangan Peserta Didik dari Direktorat Sekolah Menengah Pertama, Kemendikbudristek tersebut, pelaksanaan ANBK di SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta banyak praktik baik. Salah satunya tidak ada keistimewaan bagi peserta yang mengikuti dan tidak mengikuti ANBK.
Semua siswa diperlakukan sama. Hal itulah yang diharapkan dari Kementerian. Penguatan literasi dan numerasi tidak hanya berlaku khusus hanya demi ANBK melainkan secara keseluruhan penguatan itu yang diperlukan sekolah.
“Saya tadi sempat bertanya kepada dua siswa. Para siswa tersebut merasa biasa-biasa saja ketika melakukan ANBK. ANBK tidak ada yang ditakuti dan tidak mengukur siswa secara pribadi. Dengan demikian, praktik baik di SMP Muhammadiyah PK Kottabarat sudah sesuai dengan yang diharapkan dari Kemendikbudristek. Semoga praktik baik ini bisa diceritakan lebih luas,” ungkapnya.
Tindak lanjut ANBK adalah PBD (Perencanaan Berbasis Data) dan menggunakan Rapor Pendidikan. Maka dari itu, ia pun berharap pelaksanaan ANBK tidak menjadi momok bagi peserta dan sekolah. ANBK itu seperti kita memeriksakan diri untuk mengetahui apa yang bisa diperbaiki secara bersama-sama. Bersama-sama itu kolaborasi dengan pihak terkait termasuk Dinas Pendidikan.
Sementara itu, Kepala SMP Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta, Muhdiyatmoko, M.Pd. mengatakan sekolah berkomitmen untuk memfasilitasi setiap siswa mengikuti ANBK selama dua hari. Sekolah memanfaatkan fasilitas yang ada di 4 laboratorium komputer.
Hari pertama para siswa mengerjakan soal literasi dan survei karakter, sedangkan hari kedua soal numerasi dan survei lingkungan belajar.
“Alhamdulillah pelaksanaan ANBK selama dua hari pukul 07.30 s.d. 09.40 berjalan lancar, listrik aman, dan jaringan internet tidak ada masalah,” ungkapnya. []