SOLO-Puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 2023 digelar Keraton Kasunanan Surakarta dengan menggelar Grebeg Sekaten. Dua pasang gunungan pria dan wanita yang diyakini warga dapat memberikan manfaat diperebutkan di halaman Masjid Agung, Kamis (28/9/2023).
Suasana halaman Masjid Agung Surakarta tampak berbeda dari biasanya, dimana ribuan warga mulai anak-anak hingga orang dewasa, sejak pagi rela menunggu demi menyaksikan tradisi Grebeg Sekaten maupun mendapatkan isi gunungan yang diyakini kebanyakan warga dapat mendatangkan sesuatu yang bermanfaat.
Akhirnya, sekitar pukul 10.30 WIB dua pasang gunungan atau empat buah gunungan dengan iringan prajurit, sentono dalem hingga abdi dalem yang membawanya dari Kori Kamandungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, tiba di halaman Masjid Agung Surakarta.
Gunungan Jaler atau gunungan laki-laki, berupa sayuran sebagai simbol kemakmuran, sedangkan gunungan estri berisi rangkaian rengginang, yaitu penganan dari ketan, sebagai lambang kerukunan.
Sayangnya, belum usai didoakan, dua pasang gunungan yang berada di sisi selatan halaman depan Masjid Agung, langsung diserbu warga. Suasana yang semula tenang pun berubah menjadi riuh.
Momen memperebutkan gunungan ini memang yang sangat ditunggu-tunggu warga masyarakat.
Sementara dua pasang gunungan lainnya dibawa kembali ke Kori Kamandungan untuk diperebutkan di sana.
Ribuan warga yang menyerbu dua pasang gunungan bahkan rela mengambil kayu penyangga gunungan lantaran tidak kebagian isi gunungan.
Beberapa warga yang ditemui mengaku percaya jika isi gunungan akan memberi manfaat.
Amyra(33) salah satunya, warga asal Kabupaten Karanganyar, yang mendapatkan batang bambu mengaku sering mengikuti tradisi grebeg sekaten.
“Ya mau disimpan saja, buat kenang-kenangan ya katanya bisa mendatangkan rejeki,”ujar Amira.
Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo KP.H Dany Nur Adiningrat menjelaskan Keraton Solo menggelar rangkaian Sekaten 2023 dengan kebesaran. Pasar malam menjadi salah satu rangkaian untuk menyambut Sekaten.
“Dimana beberapa hari yang lalu juga telah dilaksanakan jamasan, miyos gongso, natap gongso, kemudian menabuh gamelan sekaten setiap hari. Puncaknya hari ini yakni gunungan, maknanya tanda syukur atas rahmat hidayah karunia Tuhan Yang Maha Esa dalam bentuk makanan yang berlimpah,” paparnya.
Selain menyemarakkan kelahiran Nabi Muhammad SAW, grebeg sekaten juga dalam rangka melestarikan budaya. []