KLATEN-Sejak dimulai pada tanggal 7 Agustus 2023 sampai hari ini genap satu bulan mahasiswa UIN Raden Mas Said melakukan magang atau Kuliah Kerja Lapangan di SD Alam Aqila.
Mahasiswa Program Studi Psikologi Islam Fakultas Usluhuddin dan Dakwah yang berjumlah tiga orang melakukan magang guna memenuhi tugas akhir di semester tujuh.
Pemilihan SD Alam Aqila sebagai tempat magang tentu tidak terlepas dari peran SD Alam Aqila sebagai sekolah inklusi.
Dilansir dari Buku Saku Pelaksanaan Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar, Pendidikan Inklusif (PI) merupakan sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) termasuk di dalamnya adalah Peserta Didik Penyandang Disabilitas dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.
Secara sederhana dapat disimpulkan siswa berkebutuhan khusus dapat bersekolah di sekolah reguler dengan siswa pada umumnya.
Dr. Ernawati, S.Psi, M.Psi selaku Dosen Pendamping Lapangan mengatakan bahwa tujuan dari magang yang dilakukan mahasiswa agar memiliki bekal dan pengetahuan serta mengimplementasikan apa yang sudah dipelajari utamanya terkait penanganan pendidikan inklusi di sekolah alam Aqila.
Selama proses magang, teman-teman mahasiswa ditempatkan di kelas yang memiliki siswa berkebutuhan khusus. Mereka melakukan pendekatan terhadap siswa berkebutuhan khusus dalam proses pembelajaran di dalam maupun di luar ruangan. Beberapa aspek yang dinilai yaitu aspek kognitif, sosial dan emosional.
Putri, salah satu mahasiswa magang mengungkapkan banyak pengalaman yang didapat dalam satu bulan ini.
“Pengalaman yang kami dapatkan disini cukup banyak, diantaranya kami bisa belajar untuk mengenal dan mendampingi langsung anak-anak berkebutuhan khusus, dimana dalam menghadapi anak berkebutuhan khusus diperlukan kesabaran dan ketelatenan yang kadang orang normal pun luput dalam menghadapi anak-anak seperti itu,”ungkapnya, Rabu (14/9).
Putri menambahkan, perkembangan anak berkebutuhan khusus pun berbeda dengan anak pada umumnya.
“Sehingga kita diharuskan untuk perlahan-lahan mengerti apa mau mereka, bagaimana mendapatkan progres setiap tahapannya namun tetap membuat anak merasa nyaman, dan tidak memaksakan mereka untuk mencapai progres yang sama seperti anak seusia nya,”pungkasnya. []