KLATEN-Tidaklah kebetulan Allah tempatkan Rasulullah saat bayi hingga usia 6 th di kampung Bani Sa’ad yang alamnya hampir sama dengan Indonesia. Ternyata dalam ilmu psikologi modern mengungkap bahwa interaksi dengan alam itu bermanfaat bagi tumbuh kembang anak.
Semakin banyak aktivitas yang anak lakukan semakin banyak sinaps yang terbentuk (sambungan antar neuron di otak).
Begitu kalimat pembuka yang disampaikan Setiyo Hardiyanto, Owner Kebun Aqila membuka pelatihan berkebun di PAUD Islam Nurul Jannah, Senin, 13 Maret 2023.
Setiyo ingin membuka paradigma berfikir para guru bahwa, sayang sekali Allah sudah sediakan alam Indonesia dengan kekayaan keanekaragaman hayati dan kesuburan lahannya bahkan tongkat batu pun jadi tanaman, jika tidak dimanfaatkan untuk pembelajaran anak.
“Allah sediakan laboratorium belajar yang murah dan komplit namun kita ga mau memanfaatkannya. Lebih memilih mengurung murid di dalam kelas dengan mengeluarkan biaya mahal untuk membeli alat peraga yang digunakan sebagai stimulasi sensori baik itu visual, tekstur, rasa,aroma, suara dan lain lain,”ungkapnya.
Padahal dalam Qs. Al imran ayat 190-191 Allah berfirman bahwa
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”
Maka bagaimana kita bisa mengajarkan anak mengenali tanda tanda kebesaran Allah jika kita tidak pernah mengajak anak berinteraksi dengan alam/ayat kauniyah.
“Maka mengajarkan ayat kauniyah dan meneladani bagaimana Rasulullah dididik sewaktu kecil, harus menjadi alasan kuat untuk kita memanfaatkan Alam dalam pembelajaran,”tambahnya.
Di sesi selanjutnya Semiyati, founder Sekolah Alam Aqila menjelaskan bahwa cara yang dilakukan untuk memanfaatkan alam bagi pembelajaran adalah dengan metode belajar bersama alam, sebagaimana yang di terapkan di Sekolah Alam Aqila.
Metode belajar bersama alam berbeda dengan belajar dari alam, belajar kepada alam, apalagi belajar di alam. Metode belajar bersama alam adalah metode belajar yang menggunakan alam semesta sebagai sumber, bahan, dan media belajar anak dengan memberikan anak pengalaman langsung (learning by doing).
Metode ini jika diterapkan pada anak usia dini selain bermanfaat untuk stimulasi tumbuh kembang yaitu stimulasi indra visual,(penglihatan) , gustatory ( pengecap), olfactory (pembau) audio (pendengaran) , tactile (perabaan), proprioseptif (sendi), Vestibular (keseimbangan) yang akan bermanfaat pada kemampuan kognitif (akademis) anak.
“Dalam metode ini kita bisa juga sekaligus mengenalkan Allah dan tanda-tanda kebesarannya, mengasah logika, akhlak kepemimpinan dan bahkan bisnis,”ungkapnya.
Adapun alam yang digunakan dalam Belajar Bersama Alam itu, sesuaikan dengan insitu development di mana sekolah itu berada apakah di daerah pantai, gunung, hutan, sawah, perkebunan, perkotaan, dataran rendah dan lain lain.
Nah, berhubung PAUD Nurul Janah berada di dataran rendah dengan lahan terbuka hijau yang masih cukup luas, maka kegiatan bertanam bisa menjadi bentuk aktivitas untuk anak belajar bersama alam.
Setiyo menambahkan, sebelum kegiatan bertanam, kita harus menentukan tanaman apa saja yang baik ditanam di lingkungan sekolah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih jenis tanaman anak usia PAUD: Pertama, pilih tanaman yang bisa di indra. Kedua, pilih tanaman yang bisa dinikmati langsung sehingga anak bisa merasakan makna Allah sebagai pemberi rezeki.
Terakhir, sesuaikan jenis tanaman dengan lingkungan sekolah dengan melihat ketersediaan komponen yang menentukan tanaman bisa hidup subur yaitu tanah, air, udara/kelembapan, dan cahaya.
“Maka penting untuk belajar tentang karakteristik dan jenis tanaman, mulai dari usia tanaman, cara budidayanya apakah dengan biji, atau harus di semai dulu, ataukah bisa dengan stek. Termasuk kebutuhan tanaman akan air dan cahaya juga cuaca,”katanya.
Apakah jenis tanaman yang dipilih butuh banyak cahaya atau air ? Apakah ia bisa hidup di daerah panas, dingin atau bisa keduanya.
Termasuk kita harus tahu juga tentang jenis media tanam, dan metode tanam: dengan tanah, hidroponik ataukah aeroponik.
Serta, bagaimana cara pengendalian hama yang baik agar tidak merusak alam. Karena sebagai wakil Allah dalam mengelola bumi, kita harus memperhatikan makhluk Allah yang lain agar tidak mengganggu keseimbangan ekosistem.
Lanjut Setiyo, perlu juga mengajarkan adab saat bertanam kepada anak mulai dari doa yang dibaca saat memasuki kebun dan mengajarkan peraturan saat bertanam. Peraturan bertanam yang disampaikan dengan menggunakan simbul akan membuat anak sekaligus belajar membaca simbul.
Selain dijelaskan secara teori tentang cara bertanam dan dibuka pemikirannya kenapa harus mengajarkan bertanam.
Pelatihan ini juga mengajarkan praktik menanam secara hidroponik dengan sistem wick memanfaatkan botol bekas air mineral, pencampuran media tanam dan praktik menanam langsung di tanah, juga cara membuat kompos dari limbah organik yang dihasilkan sekolah. []