SOLO-Beragam profesi dan pekerjaan digeluti untuk mencari nafkah demi keluarga. Di Kota Solo, seorang kakek menekuni pekerjaan yang jarang dilakukan oleh banyak orang, yakni berburu burung hidup dengan cara tradisional.
Adalah Mardiono (70) warga Kratonan, Serengan Rt 03, Rw 04 Solo, yang sudah menekuni pekerjaan mencari burung sejak tahun 1968.
Hampir setiap hari, Kakek 70 tahun ini naik sepeda ontel dan berpindah-pindah tempat mencari burung hidup di pohon-pohon beringin maupun lokasi yang masih banyak ditumbuhi pohon serta tanaman liar yang ada di kota Solo.
Pada Senin (13/3/2023) kakek Mardiono mencari burung di kawasan Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Surakarta. Tepatnya di pohon beringin.
Berbekal tulup panjang dan amunisi lempung alias tanah liat, Kakek Mardono memulai perburuan burung liar.
Tekniknya cukup sederhana dan masih tradisional. Begitu melihat burung bertengger di dahan pohon, Kakek Mardiono langsung mengarahkan tulup yang sudah diisi lempung dan langsung menembakkan lempung ke arah burung.
Meski sudah berpengalaman mencari burung dengan tulup, namun ternyata selama hampir tiga jam tidak ada burung yang mampu ditangkap.
Dalam kesempatannya, Kakek Mardiono (70), mengungkapkan, kalau mencari burung awalnya hobi saat muda dan lama kelamaan menjadi pekerjaan tetap.
“Yang paling banyak dihasilkan ya burung Cucak Jowo, kalau pas ramai ya dapat 5 sampai 6 burung, kalau pas sepi kayak gini ya sampai siang belum dapat,”ujarnya.
Satu ekor burung yang didapat biasa nya oleh Kakek Mardiono dijual kepada tukang becak, tukang parkir hingga warga yang hobi memelihara burung dengan harga Rp 15 ribu per ekor.
Ditanya terkait pekerjaannya apakah hanya mencari burung, Kakek Mardiono mengiyakan, semua itu demi pekerjaan halal dan menafkahi keluarga nya.
“Hasilnya untuk istri di rumah, lantaran tiga orang anaknya sudah mentas (menikah) semua,”ungkap Kakek Mardiono. []