SUKOHARJO-Hadapi Era Society 5.0, Bidang Pembinaan dan Prestasi Siswa JSIT Wilayah Jawa Tengah mengadakan Pelatihan Pembina Laga Sains pada Ahad – Senin, 5-6 Maret 2023 yang bertempat di SMAIT Nur Hidayah Sukoharjo.
Pelatihan yang bertajuk “Semangat Menggali Potensi dengan Inovasi Tiada Henti” Ini, diikuti oleh 32 peserta yang berasal dari perwakilan sekolah dari berbagai daerah, seperti Semarang, Boyolali, Banjar Negara, Sukoharjo, Pekalongan, Cilacap, Solo, Klaten, Purwodadi dan sekitarnya.
Muslikah, S.Pd. selaku ketua panitia menyampaikan bahwa, tujuan dari diadakannya acara ini adalah untuk menumbuhkan daya kreativitas dan inovasi khususnya lembaga pendidikan dibawah JSIT sebagai bekal menghadapi era Society 5.0.
“Kita harus berkolaborasi untuk mempersiapkan laga sains JSIT Indonesia diakhir tahun 2023. Acara ini adalah salah satu bentuk persiapan untuk membekali guru dalam membina siswa untuk menggali potensi,” jelas Muslikah.
“Selain hal tersebut, Pelatihan Pembina Laga Sains ini adalah sebagai ajang para peserta untuk saling berbagi tips dan strategi dalam pembimbingan laga Sains,”imbuhnya.
Dalam sambutannya, Zaenal Abidin, S.Pd selaku ketua JSIT wilayah Jawa Tengah berpesan kepada peserta, untuk mengambil manfaat dari pelatihan pembina laga sains ini. Sekolah harus mulai berfikir maju untuk menyiapkan karya-karya inovatif yang mampu membawa anak didik memiliki kemampuan menciptakan karya yang bermanfaat untuk masyarakat.
“Pelatihan ini adalah pertama kalinya diadakan oleh JSIT wilayah Jawa Tengah, harapannya bisa menginspirasi JSIT wilayah yang lain untuk bersama-sama mempersiapkan para siswa untuk berprestasi dalam lomba lomba karya ilmiah. Selain hal tersebut, karya yang dihasilkan mampu membantu masyarakat untuk memperoleh kemudahan-kemudahan dalam segala hal,”jelas Zaenal.
Hadir sebagai narasumber yaitu Rahardjo, S.TP bersama Tim Karya Ilmiah Remaja SMAIT Nur Hidayah. Karya Ilmiah yang dihasilkan tim ini sudah memiliki pengalaman menjuarai berbagai lomba LIPI dan lomba krenova, baik tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional.
Menurut Rahardjo, pelatihan para pembina laga sains ini sangat penting, para pembina mestinya punya kemampuan untuk mengarahkan siswa untuk memiliki daya fikir yang kreatif dan inovatif. Selain itu, perlu pelatihan yang serius untuk mampu berfikir menemukan ide-ide baru, yang nantinya akan dikembangkan sebagai kerangka karya ilmiah.
“Peserta kami stimulus untuk mendapatkan ide-ide baru yang kemudian digambarkan dalam mind mapping. Kemudian dilakukan brainstorming dan analisis. Dari analisis yang didapatkan selanjutnga diendapkan sebagai penulisan kerangka ilmiah,”jelas Rahardjo.
Kerangka Ilmiah yang dibuat kemudian dijadikan dasar membuat diagram alur yang dapat dijadikan panduan bagi siswa untuk membuat karya ilmiah yang sistematis dan hasilnya dapat dinikmati masyarakat secara umum.
Di akhir sesi para peserta diajak fieldtrip ke Techno Park, Pasar Klewer, Keraton dan Sentra Batik Kauman. Dengan adanya Fieldtrip ini, harapannya peserta memiliki inspirasi kemudian menelurkan ide-ide baru yang kreatif, inovatif, modern serta tentunya bermanfaat untuk masyarakat. []