My Blog

My WordPress Blog

Grebeg Syawal
Wisata

1.444 buah Ketupat Meriahkan Grebeg Syawal di Solo Safari

SOLO-Para pengunjung hingga warga masyarakat di Solo dan sekitarnya, berebut gunungan ketupat sebanyak 1.444 buah, dalam Grebeg Syawal atau banyak orang menyebut Grebeg Jaka Tingkir, di Solo Safari, Minggu (7/5/2023). 

 

Acara Grebeg Syawal diawali dengan kirab prajurit Keraton Kasunanan Surakarta, mengiringi pemeran Jaka Tingkir  yang menaiki kuda, dengan melibatkan abdi dalem Keraton Solo, Pengelola Solo Safari  serta pejabat Pemerintah Kota Solo, dari pintu masuk Solo Safari sampai ke panggung animal show. 

 

Selanjutnya dilakukan acara seremonial dengan sambutan-sambutan dari pengelola Solo Safari, Pemerintah Kota Solo, yang dalam hal ini diwakili kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kota Solo, Aryo Widyandoko, serta KGPH Dipokusumo sebagai perwakilan dari Keraton Solo.

 

Dalam Grebeg Syawal itu, Pemerintah Kota Solo secara simbolis, menyerahkan tombak kepada Joko Tingkir sebagai perlambang meminta bantuan menghadapi rintangan-rintangan, dan juga penyerahan nasi berkat dari Keraton Solo, kepada Jaka Tingkir.

 

Usai acara seremonial, pemeran tokoh Jaka Tingkir dan dua buah gunungan ketupat, kembali diarak bersama dua gunungan ketupat,dengan iringan korps musik abdi dalem Keraton Solo, menuju lobby depan Solo Safari.

 

Dua gunungan ketupat berjumlah 1.444 buah langsung ludes diperebutkan para pengunjung Solo Safari. Rebutan ketupat pertama dilakukan di panggung animal show. Dan rebutan ketupat kedua di halaman lobby depan Solo Safari.

 

General Manager Solo Safari, Shinta Aditya, usai acara menjelaskan, bahwa tujuan acara Grebeg Syawal, untuk melestarikan budaya turun temurun dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat,”ujarnya, Minggu (7/5/2023). 

Jumlah ketupat yang dibagikan sengaja disesuaikan dengan tahun hijriah, yakni 1.444 Hijriah. 

 

Tradisi ini sudah digelar secara turun temurun sejak pemerintahan Paku Buwono X. Setiap tahunnya, Solo Safari yang dulunya Taman Satwa Taru Jurug selalu mengadakan tradisi syawalan sebagai bentuk melestarikan budaya. []